Monday, November 26, 2012

Tanah Bali Limit Hotel


Koran pak oles, 16 – 30/11/2012.

Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali menilai, tidak perlu ada penambahan pembangunan hotel lagi di tanah Bali, karena saat ini jumlah kamar yang tersedia sudah amat banyak. Hal yang mesti ditingkatkan adalah mempertinggi harga jual kamar, bukannya menambah terus  dengan cara membangun hotel baru. Prediksi hingga tahun 2014 pasokan hotel baru di tanah Bali telah 10.466 kamar dari dari 60 proyek yang tengah dibangun. Dengan harga jual kamar yang tinggi, pajak pendapatan hotel dan restoran akan meningkat. Amat perlu dipikirkan untuk tidak memberikan izin pembangunan hotel baru, terutama di kawasan yang telah padat agar lingkungan tetap terjaga.

Salah satu dampak dengan banyaknya kamar seperti saat ini, akibatnya tingkat hunian hotel akan menurun terutama pada saat musim sepi wisatawan ( low season ). Dengan adanya hotel baru kian memicu terjadinya perang tarif yang tidak sehat. Hal itu dipicu dengan promosi yang lama dengan menawarkan harga kamar yang jauh dari pasaran.  Industri Pariwisata Bali juga terus menekan impor minuman  keras (miras) produksi luar negeri yang diganti dengan suguhan menumab khas daerah. Devisa yang dikeluarkan untuk mengimpor makanan dan miras  per Januari – Juli 2012, 522 ribu dolar AS.

Kajian ekonomi regional Bali disebutkan, pengeluaran devisa untuk membeli makanan dan minuman impor per Juli hanya 14 ribu dolar dari sebelumnya 136 ribu dolar sebulan.  Pengusaha yang bergerak di sektor pariwisata  Bali selama 2010 misalnya membeli mata dagang jenis itu, 853 ribu dolar, dan 2011, 715 ribu dolar. Tamu hotel juga sering minta minuman khas Bali dari buah-buahan tropis seperti brem Bali.


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini