Kata
Sulinggih berasal dari kata linggih yang punya arti kedudukan. Awalan Su
berarti baik, mulia, agung, dan luhur.Sulinggih adalah orang yang kedudukannya
luhur.
Pada kalangan Hindu ada 3 jenis sulinggih yang
lumrah disebut Tri Sadhaka, yakni Sang Sulinggih Siwa, Sulinggih Buddha, dan
Sulinggih Bujangga. Tentang nama-nama kesulinggihan ada yang disebut Pedanda,
Empu, Rsi, dan Bhagawan. { Kata sadhaka berasal dari kata sadh yang artinya
menuntun ke jalan yang lurus atau yang dapat mencapai cita-cita yang mulia.
Kata sdhaka ini berarti pandhita memuja }.
Tentang jenis sulinggih ;
a.
Sulinggih Siwa > beliau memiliki kewenangan
untuk menghaturkan yajnya dengan pesaksi sanggah surya, menyucikan alam atas
dengan menurunkan kekuatan Sanghyang Widhi.
b.
Sulinggih Buddha > beliau memiliki kewenangan
menghaturkan yadnya untuk menyucikan alam tengah atau awang-awang dengan
mempertemukan kekuatan suci dari Sanghyang Widhi dengan kekuatan Bhuta Kala
yang telah di Somya.
c.
Sulinggih Bujangga > beliau memiliki kewenangan
untuk mengaturkan yajnya untuk membersihkan alam bawah ( bumi dan jagat ),
nyupat Butha Kala sehingga beliau menjadi Somya.
Gelar kesulinggihan ada yang lain diantaranya ;
1.
Pedanda, adalah gelar kesulinggihan dari Brahmana
wangsa, beliau telah melalui upacara diksa sehingga beliau dipandang dan
dihormati.
2.
Dang Hyang adalah gelar kesulinggihan dari
Brahmana Wangsa, beliau amat terhormat dan berjasa besar terhadap keselamatan
umat dalam menumbuh kembangkan keagamaan dan menjaga keagamaannya, sekaligus
jadi guru besar dalam keagamaan. Misalnya : Danghyang Dwijendra.
3.
Rsi atau Bhagawan, adalah gelar kesulinggihan dari
Wangsa Kesatria, beliau telah dipandang suci dan terhormat dalam masyarakat. {
kata bhagawan berasal dari kata bhaga yang berarti bagian, kata wan berarti
yang mempunyai. Bhagawan berarti yang mempunyai bagian}
4.
Empu, adalah sebutan kesulinggihan dari wangsa
Pasek, Pande. Beliau dipandang dan dihormati karena beliau berhak melakukan
Loka Phala Sraya di masyarakat. { Kata empu berasal dari bahasa jawa kuno yang
berarti tuan, empunya, mempunyai, yang memiliki. Kata empu dipakai sebagai
sebutan kehormatan kepada pandhita, pujangga, sang sujjana.}
5.
Sengguhu adalah gelar kesulinggihan dimana beliau
ahli dalam tugas untuk muput upacara seperti Bhuta Yadnya.
6.
Dukuh, sebagai gelar kesulinggihan yang kedudukan
beliau dipandang dan dihormati dalam masyarakat. Beliau juga berhak muput
upacara agama.
7.
Pemangku sebagai gelar kesulinggihan hanya saja
ruang lingkup tugas beliau berkait pada suatu pura tertentu. Seperti : mangku
pura puseh, mangku pura desa, mangku pura dalem, dsb.
8.
Wasi pemangku untuk umat Hindu di Jawa.
Nb :
UPADESA --- TANYA : ”Apakah yang dimaksud dengan Brahmana
?”. JAWAB : ”Semua Pandita Dwijati adalah Brahmana”. TANYA : ”Apa artinya
Dwijati ?”. JAWAB : ”Dwijati artinya lahir dua kali. Maksudnya adalah, bahwa ;
pertama, manusia itu dilahirkan dari perut seorang ibu. Untuk menjadikannya
manusia yg suci, ia haruslah dilahirkan ke dunia agama, dalam hal ini dari
seorang Guru Nabe, yaitu Gurunya Pendeta”. TANYA ; ”Siapa-siapa saja yg
digolongkan sebagai Brahmana itu ?". JAWAB : ”Yang digolongkan sebagai Brahmana
itu adalah ; Peranda, Bhujangga, Rsi, Bhagawan, Mpu dan Dukuh. Mereka inilah
yang disebut dengan ”Sulinggih” atau kaum Brahmana. Mereka bertugas di bidang
kerokhanian” ••
No comments:
Post a Comment