Sumber
> koran Tokoh, 10-16 september 2012.
Kisah sungai
bawah tanah itu konon bermula dari sejarah meletusnya Gunung Agung dan Gunung
Batur, sebelum letusan terjadi telah terbentuk sungai di permukaan tanah. Air
sungai itu beraliran deras, asalnya dari mata air di sejumlah titik kawasan
daerah aliran sungai di Karangasem-Buleleng. Sebagian mata air besar, dulu ada
di kaki Gunung Agung.
Bencana krisis air melanda sebagian daerah Karangasem
dan Buleleng saat terjadi letusan gunung berapi itu. Lahar dari kepundan gunung
berapi ini meluap hingga menutupi
permukaan sungai. Permukaan sungai memang tertutup, tetapi tutupan permukaan
tidak menyentuh dasar sungai. Jadilah sungai bawah tanah yang aliran airnya
masih mengalir sampai sekarang. Limpahan air tersebut selama bertahun-tahun
katanya terbuang ke laut lepas. Seorang ahli hidrologi memastikan, sungai bawah
tanah yang terbentang dari Karangasem hingga Buleleng itu, benar adanya. Hasil
survei pemetaan daerah aliran sungai telah menunjukkan hal itu. Salah satu
sumber mata air terbesarnya ada di Tejakula Buleleng.
No comments:
Post a Comment