Sunday, September 9, 2012

Guna-guna, anda percaya ?

Di masyarakat ada beberapa macam guna-guna diantaranya jaran guyang yang artinya nafsu tak tertahankan bagai wanita yang sangat binal atau penuh dengan kegairahan, cempaka tuntung (bagaikan bunga yang harum semerbak artinya ia akan selalu ingat kepada lawan saat ketemu). Guna-guna ini dipakai untuk menarik pasangan yang biasanya dijadikan teman hidup dan dilakukan oleh orang normal sendiri. Kalau kita menyadari mencari pasangan dengan memakai guna-guna sangat riskan kepada yrang memakai. Padahal kita dalam menjalani kehidupan manusia sudah ditakdirkan atau digariskan oleh yang di Atas mempunyai pasangan masing-masing. Jika kita memaksakan pasangan dengan guna-guna maka akan menimbulkan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti putus ditengah jalan kalau ia menjalani berumah tangga, tidak mempunyai keturunan bahkan sampai gila. Kalau pasangan yang dipaksakan tentu dalam reinkarnasinya akan menjadi tidak bagus. Ini sangat menganggu hubungan reinkarnasi itu sendiri. Tentu sang leluhur tidak mau berinkarnasi kepada yang memaksakan suatu hubungan kepada lawan jenisnya. Yang sangat dirugikan disini adalah pihak wanita, karena wanita sering sekali terkena guna-guna ini. Disebabkan oleh kelemahan wanita itu sendiri, sering sekali wanita menjadi korban guna-guna dibanding laki-laki. Kekuatan guna-guna ini sangat terbatas dan tidak abadi, biasanya guna-guna ini akan habis pas puncak-puncaknya kemesraannya. Adapun bahan guna-guna ini adalah bau harum dari seseorang, minyak, bunga maupun asap rokok.

Pembuatan guna-guna ini tidak sembarangan juga harus mengunakan kekuatan jnana, kalau tanpa itu sulit akan mempan kepada si korban. Bau harum tubuh manusia bisa dipakai sebagai bahan-bahan guna dengan cara ia harus bertemu dengan seseorang yang berbau harum setelah itu ia akan mengingat bau harum itu dan orang itu menggunakan jnananya sehingga yang mempunyai bau harum akan mengingatnya dalam mimpi dan akan mengingatnya selalu.

Guna-guna sendiri bagian dari ilmu pengiwa sendiri yang dimiliki oleh orang tertentu dan mengerti untuk apa guna-guna itu dipakai. Ketidakpuasan manusialah guna-guna ini sering dipakai untuk menarik pasangannya padahal secara etika dan moral sangat bertentangan. Guna-guna ini makin hebat menyerang jika menyakiti perasaan seorang. Jika perasaan orang ini sudah tersakiti maka guna-guna yang dikirim kepada seseorang yang menyakiti akan lebih merangsuk (lebih berkhasiat). Maka dari itu ktia harus berhati-hati dalam pergaulan. Jika kita tidak suka kepada orang tolaklah secara halus jangan sampai melukai perasaan orang tersebut. Sebagai orang yang beragama hendaknya kita mengedepankan rasa kasih sayang kepada sesama manusia maupun kepada alam sekitar kita. Dengan mempunyai rasa kasih sayang tentu dalam kehidupan kita akan dicintai secara tulus tanpa ada paksaan sama sekali.

Orang yang terkena guna-guna bisa disembuhkan oleh orang yang memiliki kemampuan tertentu saja tapi yang paling penting adalah mengingat kebesaran Tuhan sendiri dan selalu berdoa. Dengan doa kita diharapkan lebih mantap menjalani kehidupan yang penuh dengan godaan ini.
Menurut cerita rakyat Bali bahwa pada zaman dahulu kala ada seorang Putri Raja terkena guna-guna ular. >>

 Diceritakan ada seorang anak petani yang hidup didaerah pengunungan wilayah Kerajaan Cakra Negara. Kehidupan sehari-harinya adalah bercocok tanam di ladangnya dekat hutan. Pada suatu hari karena saking asiknya bekerja di ladangnya tidak terasa hari sudah malam, dan kebetulan pada waktu itu turun hujan yang sangat lebat sehingga pemuda itu berteduh pada sebuah pohon yang rindang dekat dengan tebing yang curam. Setelah hujan reda, ternyata hari sudah gelap malam dan tidak disangka pada tebing tersebut ada keluar sinar warna hijau berbentuk bundar sebesar buah kelapa dan setelah diperhatikan secara seksama bahwa sinar itu keluar dari mulut seekor ular besar yang sedang bermain-main dengan kesaktian guna-gunanya. Petani ini tidak habis akal, maka dijebaklah kesaktian ular itu dengan perangkap yang terbuat dari batang pohon pepaya dengan cara pohon pepaya tersebut dikasi lubang-lubang, setelah itu disodorkan pada mulut goa ular besar. Ular besar itu terus memainkan kesaktiannya dengan cara mengeluarkan dari mulutnya kemudian memasukkanya lagi kedalam mulutnya, dan lama kelamaan ular besar tersebut terlalu jauh melemparkan kesaktiannya sehingga akhirnya masuk keperangkap batang pohon pepaya, kemudian dengan secepat kilat petani tersebut melarikan batang pepaya yang sudah berisi kesaktian ular. Setelah perangkap batang pohon pepaya tersebut dibuka ditemukan kesaktian ular itu berupa minyak kental yang memancarkan sinar hijau yang tidak lain adalah guna-guna ular.

Orang kalau sudah punya kesaktian biasanya selalu ingin mencobanya termasuk si Pemuda Petani itu, bahwa dia akan mencoba mengguna-gunai Putri Raja Cakra Negara yang sangat terkenal karena kecantikannya tidak ada yang menandingi di Jagat Cakra Negara. Apa boleh buat nasi sudah menjadi bubur, Raden Ayu Putri Cakra Negara terkena guna-guna ular, sehingga Raden Ayu selalu minta supaya dikawinkan dengan Pemuda Petani itu. Raja Cakra Negara mengetahui Putrinya terkena guna-guna, menjadi sangat murka dan menyuruh Maha Patih agar membunuh si Pemuda Petani itu. Mengetahui Raja sangat murka maka Pemuda Petani itu cepat-cepat menghilang dari wilayah Kerajaan Cakra Negara
.


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini