Sumber > koran tokoh, 10-16 sept-2012
Sifilis merupakan
salah satu penyakit menular (PMS). Penyebabnya kuman treponema pallidum.
Pentingnya mengenali sifilis sejak fase awal karena amat membantu dalam upaya
penyembuhannya, penularan serta pencegahan risiko penyakit yang lebih berat
juga dapat dideteksi. Diperlukan upaya yang serius dari berbagai pihak/ dari
semua pihak seperti dokter, pusat pelayanan kesehatan baik dari tingkat dasar
hingga pelayanan ke tingkat lanjut (rumah sakit), bahkan kesadaran dari
orang-orang yang berisiko tinggi menderita sifilis/PMS lainnya guna
bersama-sama mengatasi permasalahan ini.
Pemerintah melalui
Departemen Kesehatan hingga ke Puskesmas maupun LSM telah berupaya melakukan
upaya skrining pada orang-orang yang berisiko. Namun disisi lain diperlukan
kesadaran yang tinggi dari mereka yang beresiko, untuk datang memeriksakan diri
secara teratur untuk mencegah penularan dan resiko yang lebih berat dari
penyakit sifilis ini. Di AS, para pejabat kesehatan melaporkan lebih dari 36.000
kasus sifilis tahun 2006, termasuk 9.756
kasus sifilis primer dan skunder. Tahun 2006, setengah dari kasus sifilis yang
dilaporkan dari 20 kabupaten dan 2 kota, dan sebagian besar kasus ini terjadi
pada pasien berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi
pada usia 20 sampai 24 tahun, dan pada laki-laki 35 sampai 39 tahun. Kasus
sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2005 sampai 2006, dari
339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2005 menjadi 349 kasus pada tahun
2006. Pada kurun waktu yang sama, jumlah kasus sifilis yang dilaporkan
meningkat 11,8% tahun 2006, 64% dari kasus sifilis yang dilaporkan terjadi pada
pria yang berhubungan dengan seks. Sedangkan data yang diperoleh oleh kementrian
RI melalui surveilans terpadu biologis dan prilaku (STPB) tahun 2011, juga menunjukkan angka
yang serupa, sifilis diderita oleh waria 25%, pekerja sek langsung 10%, pria
yang berhubungan sek sesama pria 10%, pekerja sek tidak langsung 3%, dan
narapidana 3%. Sifilis ditularkan dari
orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka terjadi
terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus atau dubur. Luka juga dapat
terjadi pada bibir dan mulut. Penularan kuman penyebab sifilis ini dapat
terjadi selama hubungan sek vaginal, anal, ataupun oral. Dan wanita hamil yang
menderita penyakit ini dapat menularkan ke bayi dalam kandungannya. Sifilis
tidak dapat menyebar melalui kontak dengan kursi toilet, pegangan pintu, kolam
renang, bak air panas, pakaian bersama, atau peralatan makan. Banyak orang
terinfeksi dengan sifilis tidak memiliki gejala gejala apapun selama
bertahun-tahun, namun tetap beresiko untuk komplikasi jika tidak diobati dengan
segera dan tepat. Sifilis primer biasanya ditandai dengan munculnya luka
tunggal yang disebut chanre, atau mungkin pula muncul lewat beberapa luka.
Waktu antara terjadinya infeksi sifilis
dan awal gejala pertama berkisar antara 10 sampai 90 hari (rata-rata 21
hari). Chancre umumnya berupa luka yang berbatas tegas, bulat, kecil, dan
pasien tidak mengeluhkan sakit/nyeri pada luka tersebut. Luka ini dapat terjadi
ditempat dimana kuman sifilis masuk ke dalam tubuh, dan dapat berlangsung
selama 3 hingga 6 minggu dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Tapi jika tidak diobati
secara tepat dapat berubah berkembang ke tahap sekunder. Stadium skunder
ditandai dengan adanya ruam (kemerahan) pada kulit dan lesi pada selaput
lendir. Tahap ini biasanya dimulai munculnya ruam pada satu atau lebih bagian
tubuh, dan tidak gatal. Ruam akibat sifilis skunder biasanya ruam kasar,
berwarna merah, atau bintik-bintik coklat kemerahan pada telapak tangan dan
bagian bawah kaki. Selain ruam, gejala sifilis skunder dapat berupa demam,
pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, rambut rontok, sakit
kepala, penurunan berat badan, nyeri otot, kelelahan. Jika tidak diobati akan
berlanjut menjadi fase laten. Sifilis stadium laten (tersembunyi)
dimulai ketika gejala primer dan skunder menghilang. Tanpa pengobatan
orang yang terinfeksi akan terus menderita sifilis walau tidak ada keluhan dan
gejala. Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Bakteri sifilis
dapat menginfeksi bayi selama dalam kandungan, tergantung berapa lama seorang
wanita hamil telah terinfeksi. Dia mungkin memiliki resiko tinggi mengalami
kelahiran mati (bayi lahir mati), atau melahirkan bayi yang meninggal sesaat
setelah lahir.
No comments:
Post a Comment