Monday, September 10, 2012

Sifilis itu bisa sembuh

Sumber  > koran tokoh, 10-16 sept-2012

Sifilis merupakan salah satu penyakit menular (PMS). Penyebabnya kuman treponema pallidum. Pentingnya mengenali sifilis sejak fase awal karena amat membantu dalam upaya penyembuhannya, penularan serta pencegahan risiko penyakit yang lebih berat juga dapat dideteksi. Diperlukan upaya yang serius dari berbagai pihak/ dari semua pihak seperti dokter, pusat pelayanan kesehatan baik dari tingkat dasar hingga pelayanan ke tingkat lanjut (rumah sakit), bahkan kesadaran dari orang-orang yang berisiko tinggi menderita sifilis/PMS lainnya guna bersama-sama  mengatasi permasalahan ini.
Pemerintah melalui Departemen Kesehatan hingga ke Puskesmas maupun LSM telah berupaya melakukan upaya skrining pada orang-orang yang berisiko. Namun disisi lain diperlukan kesadaran yang tinggi dari mereka yang beresiko, untuk datang memeriksakan diri secara teratur untuk mencegah penularan dan resiko yang lebih berat dari penyakit sifilis ini. Di AS, para pejabat kesehatan melaporkan lebih dari 36.000 kasus sifilis  tahun 2006, termasuk 9.756 kasus sifilis primer dan skunder. Tahun 2006, setengah dari kasus sifilis yang dilaporkan dari 20 kabupaten dan 2 kota, dan sebagian besar kasus ini terjadi pada pasien berusia 20 sampai 39 tahun. Insiden sifilis pada wanita tertinggi pada usia 20 sampai 24 tahun, dan pada laki-laki 35 sampai 39 tahun. Kasus sifilis kongenital pada bayi baru lahir meningkat dari 2005 sampai 2006, dari 339 kasus baru yang dilaporkan pada tahun 2005 menjadi 349 kasus pada tahun 2006. Pada kurun waktu yang sama, jumlah kasus sifilis yang dilaporkan meningkat 11,8% tahun 2006, 64% dari kasus sifilis yang dilaporkan terjadi pada pria yang berhubungan dengan seks. Sedangkan data yang diperoleh oleh kementrian RI melalui surveilans terpadu biologis dan prilaku  (STPB) tahun 2011, juga menunjukkan angka yang serupa, sifilis diderita oleh waria 25%, pekerja sek langsung 10%, pria yang berhubungan sek sesama pria 10%, pekerja sek tidak langsung 3%, dan narapidana 3%.  Sifilis ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung dengan luka sifilis. Luka terjadi terutama pada alat kelamin eksternal, vagina, anus atau dubur. Luka juga dapat terjadi pada bibir dan mulut. Penularan kuman penyebab sifilis ini dapat terjadi selama hubungan sek vaginal, anal, ataupun oral. Dan wanita hamil yang menderita penyakit ini dapat menularkan ke bayi dalam kandungannya. Sifilis tidak dapat menyebar melalui kontak dengan kursi toilet, pegangan pintu, kolam renang, bak air panas, pakaian bersama, atau peralatan makan. Banyak orang terinfeksi dengan sifilis tidak memiliki gejala gejala apapun selama bertahun-tahun, namun tetap beresiko untuk komplikasi jika tidak diobati dengan segera dan tepat. Sifilis primer biasanya ditandai dengan munculnya luka tunggal yang disebut chanre, atau mungkin pula muncul lewat beberapa luka. Waktu antara terjadinya infeksi sifilis  dan awal gejala pertama berkisar antara 10 sampai 90 hari (rata-rata 21 hari). Chancre umumnya berupa luka yang berbatas tegas, bulat, kecil, dan pasien tidak mengeluhkan sakit/nyeri pada luka tersebut. Luka ini dapat terjadi ditempat dimana kuman sifilis masuk ke dalam tubuh, dan dapat berlangsung selama 3 hingga 6 minggu dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Tapi jika tidak diobati secara tepat dapat berubah berkembang ke tahap sekunder. Stadium skunder ditandai dengan adanya ruam (kemerahan) pada kulit dan lesi pada selaput lendir. Tahap ini biasanya dimulai munculnya ruam pada satu atau lebih bagian tubuh, dan tidak gatal. Ruam akibat sifilis skunder biasanya ruam kasar, berwarna merah, atau bintik-bintik coklat kemerahan pada telapak tangan dan bagian bawah kaki. Selain ruam, gejala sifilis skunder dapat berupa demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit tenggorokan, rambut rontok, sakit kepala, penurunan berat badan, nyeri otot, kelelahan. Jika tidak diobati akan berlanjut menjadi fase laten. Sifilis stadium laten  (tersembunyi)  dimulai ketika gejala primer dan skunder menghilang. Tanpa pengobatan orang yang terinfeksi akan terus menderita sifilis walau tidak ada keluhan dan gejala. Tahap laten bisa berlangsung selama bertahun-tahun. Bakteri sifilis dapat menginfeksi bayi selama dalam kandungan, tergantung berapa lama seorang wanita hamil telah terinfeksi. Dia mungkin memiliki resiko tinggi mengalami kelahiran mati (bayi lahir mati), atau melahirkan bayi yang meninggal sesaat setelah lahir.  

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini