Sering kali kita membaca dalam surat kabar bahwa suatu otopsi telah dilakukan terhadap mayat seseorang yang meninggal karena menderita penyakit, atau tewas karena sesuatu sebab yang tidak diketahui, atau seseorang yang mati karena dibunuh orang.
Suatu otopsi adalah penyelidikan terhadap mayat, tujuannya adalah untuk menentukan sebab-sebab dari kematian itu. Hal itu dilakukan dengan cara memeriksa organ-organ tubuh, dan dengan cara melakukan penelitian kimiawi terhadap potongan jaringan tubuh yang diambil dari mayat itu. Tetapi pelaksanaan otopsi itu haruslah dilakukan setelah mendapat izin dari keluarga terdekat sang korban. Ia merupakan tindakan yang sama dengan melakukan operasi dan dikerjakan oleh tim ahli kedokteran. Suatu otopsi haruslah dilakukan sedemikian rupa sehingga jangan sampai mengganggu bagian organ tubuh yang lainnya.Bahkan tidak kentara sedikitpun bekas-bekas otopsi itu pada waktu dilakukan upacara pemakaman bagi mayat yang bersangkutan.
Mengapa otopsi itu diselenggarakan?
Kadang-kadang seorang dokter tidak mengetahui apa yang menyebabkan kematian seseorang. Suatu otopsi dapat menjelaskan letak persoalannya sehingga dapat merupakan pelajaran bagi dokter itu untuk dapat menyelamatkan nyawa orang lain kali berikunya, bila orang itu menghadapi keadaan yang sama. Suatu otopsi juga dapat mengungkapkan suatu penyebab penyakit yang dipandang penting guna menyelamatkan anggauta keluarga lainnya yang tersisa. Kadang-kadang suatu otopsi dilakukan untuk mengenali suatu mayat yang tidak diketahui nama dan asal-usulnya. Suatu otopsi juga dapat membantu menentukan berapa lamanya seseorang itu telah meninggal dunia, atau menentukan hal-hal yang penting bagi seseorang yang meninggal itu, yang kematiannya tidak diketahui sebab-sebabnya atau mungkin karena suatu tindakan kekerasan. Otopsi itu telah dilakukan orang sejak ratusan tahun yang lampau, sehingga memberikan peluang bagi manusia untuk mengetahui seluk- beluk tubuh manusia dan oleh karena itu timbul pula ilmu anatomi atau ilmu urai tubuh.-
sumber > apa dan mengapa?
No comments:
Post a Comment