Sunday, March 22, 2020

Bali diseblah mananya Indonesia ?


Nyata adanya yang besar belum tentu tenar dan yang kecil belum tentu jua terkubur tiada tampak. Semuanya tergantung dengan kualitas katakanlah sekecil kecilnya emas murni tentu berharga demikian jua dengan tanah Bali, kesayangan para dewata serta orang sejagat. Tiada terbantah tanah Bali merupakan daerah wisata yang amat terkenal, tanah Bali itulah sejatinya lautan berliannya kebudayaan walau nyata sederetan orang orang yang disebut kafir sebagai penggerak budaya tanah Bali, orang kafir itu sebagian besar  merupakan warganya perkampungan, desa tertinggal demikian mereka bilang, namun desa/kampung mereka itulah yang riilnya sebagai magnet wisatawan, lantaran unik. Yang namanya wisatawan ada Wisman serta Wisnu/domistik. Latah terjadi lantaran saking jauhnya asal para Wisman itu, mereka acap bertanya ; “ Bali itu diseblah mananya Indonesia?” , maka tersenyumlah kita. Jawabnya ; “ Bali itu bagian dari Indonesia, dan ingat suatu ketika nanti  jika Covid 19 telah berlalu kalian hendak ke Bali, jika kalian telah tiba di Bali artinya kalian telah tiba di Indonesia, tapi jika kalian telah tiba di Indonesia belum tentu kalian telah tiba di Bali.”

Seperti daerah daerah lainnya se Indonesia, tanah Bali itu secara global tidaklah tertinggal karena warganya dapat dibilang cerdas walau tidak cerdik pandai, orang orang kafir memang mereka karena tidak ada diantara warganya dapat meyakinkan diri jika meninggal kelak arwahnya akan di jemput oleh tujuh bidadari. Ada beberapa perkampungan unik yang ditempati oleh mereka yang kafir itu, unik (tergolong desa Bali Aga), artinya tersendiri dalam bentuk maupun jenis ada juga yang mengatakan lain dengan yang lain. Namun lagi lagi tiada terbantah perkampungan/desa mereka yang unik itulah merupakan salah satu daya tariknya tanah Bali karena sejuta budaya ada di sana. Diantara yang unik contonya desa ; 1. Sidatapa, lokasinya tidaklah jauh dengan desa bali aga lainnya, didampingi desa Tigawasa, Pedawa, serta Cempaga. Potensi pertaniannya lumayan baik, berpanorama alam indah, sektor usaha lumayan berkembang. Sebagian besar warganya menggeluti usaha kerajinan bambu, menariknya lagi ada pada bangunan warga desa Sidatapa kebanyakan pekarangan mereka berisi rumah adat yang terpelihara secara rutin, seakan aneka arsitektur modern tidak dapat menggoyahkannya, uniknya rumah tersebut dibangun membelakangi jalan, berbentuk serupa, bertembok tanah. 2. Penglipuran, berkali kali manyandang predikat desa terbersih sedunia serta penghargaan kalpataru dari pemerintah, untuk dapat mengerti budaya Bali yang utuh datanglah ke desa Penglipuran, aneka kebudayaan Bali kental di desa yang satu ini. Nama desa diambil dari kata “pengeling pura” yang berarti tempat suci untuk mengenang para leluhur. Warganya taat nian menjunjung amanat para leluhurnya, rata rata bentuk bangunan di desa Penglipuran juga sama baik atap serta tata letaknya (arsitektur bangunan tradisional). Lokasinya masuk Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, daerah tingkat dua Bangli. Terkenal juga dengan loloh/jamu cem cemnya, disukai banyak orang. 3. Desa Trunyan, lokasinya di pinggir danau Batur dekat desa Kedisan,  kawasan DTW Kintamani yang tenar dengan Penelokannya, kabupaten Bangli. Ada di kawasan Bangli maka sejuklah udaranya, desa satu ini keloktah hingga ke manca negara sana karena memiliki tradisi yang benar benar beda (unik), yakni saat menyelenggarakan pemakaman warga Trunyan yang meninggal. Jenazah orang yang meninggal tidaklah dimakamkan akan tetapi hanya di letakkan di atah tanah berpagarkan bilah bilah bambu yang disebut ancak saji, kuburannya berupa sebuah gua yang dinaungi pohon besar nan rindang. Prosesi unik ini dinamakan mepasah, jadi mepasah itu ada di desa Trunyan Bangli. 4. Desa Tenganan,  wilayah daerah tingkat dua Karangasem kecamatan Manggis, ada tradisi tahunan perang pandan (megeret pandan) di desa yang satu ini. Jelas nilai adat serta budaya terjunjung tinggi di desa Tenganan, merupakan salah satu desa asli suku Bali/Bali Aga. Terkenal jua dengan kain tenunnya, “ kain tenun tenganan pagringsingan” banyak para turis manca negara memakai oleh oleh untuk keluarganya di rumah. 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini