Sunday, November 17, 2019

Menentukan rerainan berdasarkan kelipatan lima (yuk kita tambah satu teori)


Umat Hindu dimanapun berada tidaklah terlepas dari hitung menghitung yang namanya rerainan di setiap harinya, karena kala rerainan itulah mereka/kita umat sedharma menganggap sebagai suatu saat nan tetap untuk mendekatkan diri denganNya diantaranya saat saat tepat untuk bersyukur atas semua anugrahNya semisal kita senantiasa diberikan kesehatan, astungkara. Menghitung datangnya rerainan itu, khususnya yang berdasarkan pawukon kita cukup memakai suatu lis (mengurutkan jenis rerainan menjadi 5 jenis sesuai namanya riil ada Buda Kliwon, Tumpek serta lainnhya. Kunci pokoknya kita harus hapal dengan ketiga puluh wuku yang ada secara berurutan mulai Wuku Sinta hingga wuku Watugunung. 

prosesi ngiring Ida Betara mesiram ke beji, saat Buda Kliwon Ugu piodalan di Pura Dalem Desa Pekraman Durentaluh Belimbing Pupuan Tabanan Bali

Seperti teori yang hendak kita pakai kelipatanlima ( rerainan berulang pada kelipatan lima ), lantas kita bikin lisnya secara berurutan dari nomor satu hingga nomor lima dengan catatan urutan rerainannya tidak boleh tertukar (baku). Lisnya sebagai berikut, Nomor  1.  Buda/Rabu Kliwon, 2. Tumpek (Sabtu/Saniscara Kliwon, 3. Buda Cemeng (Rabu Wage), 4. Anggara Kasih (Selasa Kliwon). 5. Tidak ada rerainan ( wuku di kelipatan lima tidak ada rerainannya contohnya : wuku Tolu dan wuku Sungsang).  Pada akhirnya terlahir list yang dimulai dari : 1. Sinta (Buda Kliwon Sinta), 2. Landep (Tumpek Landep), 3. Ukir (Buda Cemeng Ukir), 4. Kulantir (Anggarakasih), 5. Tolu (tidak ada rerainan. 6. Gumbreg (buda kliwon), 7. Wariga (Tumpek pengarah), 8. Warigadian (Buda Cemeng), 9. Julungwangi (Anggarakasih), 10. Sungsang (tidak ada rerainan), 11. Dungulan (Buda Kliwon), 12. Kuningan (Tumpek), 13. Langkir (Buda Cemeng), 14.Medangsia (Anggarakasih), 15. Pujut ( tidak ada rerainan). Demikian seterusnya kelipatan lima dilanjutkan hingga berakhir di wuku ke tiga puluh Watu gunung (tidak ada rerainan yang berpatokan pada panca wara/kliwon) tapi saat wuku Watugunung ada rerainan yang namanya Saraswati (Sabtu Umanis Watugunung). Kemudian besoknya ada Redita Paing Sinta lumrahnya disebut Banyu Pinaruh.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini