Tuesday, December 15, 2015

Siwadwara / pabahan itu jalannya Hyang Widhi



Berikut ini adalah salah satu lagi keyakinan umat Hindu khususnya Hindu Bali tentang adanya hubungan antara atma dengan jiwatman / atman dengan brahman disamping keyakinan yang telah populer yakni antara badan manusia/mikrokosmos dengan dunia ini/makrokosmos adalah sama (sama jenis zat pembentuknya). Umat Hindu meyakini betul bahwa antara atma yang bersemayam dalam badan manusia memiliki hubungan dengan jiwatman/brahman/ Hyang Widhi yang di puja oleh umat seantero jagat. 
saat semasih bayi siwadwara pada kepala jelas nampak

Dalam bahasa Bali ada yang disebut pabahan/ ubun-ubun, sesuai keyakinan umat Hindu Bali yang namanya pabahan/ ubun-ubun itu adalah merupakan sebuah pintu, yang namanya pintu tentulah merupakan tempat keluar masuk. Dalam hal ini yang keluar masuk adalah roh/ atma seseorang, jelas nampak kelebutan / ubun-ubun yang berdenyut ketika bayi/kita masih merah dalam artian kecil (sebelum berumur tiga bulan) dipercaya sebagai Siwadwara atau ‘jalan Siwa’. Bagian itu dipercaya sebagai jalan hilir mudik atma/roh kita. Jalan menelusuri jagat batiniah, sampai masuk ke alam Siwa  atau alam kesejatian asal muasal kehidupan. Kepercayaan Hindu yang namanya ubun-ubun itu selalu dijaga kesuciannya agar yang namanya siwadwara senantiasa terpelihara, dalam kesehariannya saat metirtha/nunas tirtha tentu ada istilah diurap, yakni membasahi ubun-ubun/siwadwara dengan air suci agar senantiasa lembek tidak membatu, demi lancarnya roh kita keluar masuk. Jika kepala/ubun-ubun/siwadwara  membatu, merapat, atau tertutup, maka dipercaya tertutup pulalah hati dan jiwa serta rohani kita. Tidak lagi terhubung dengan Hyang Widhi, muasal kehidupan, Sangkan Paraning Dumadi. Ungkapan berkepala batu yang mengandung arti keras tak mau mendengar, jika dihubungkan dengan Siwadwara, ia tak mendengar yang batiniah. Karena itu pulalah kenapa, sebelum melaksanakan persembahyangan/muspa bagi mereka yang memakai udeng/destar menuntupi seluruh kepala (termasuk ubun-ubun), hendaknya destar itu dibukak dengan membuka destar berarti melonggarkan jalanNya. Para orang Hindu Bali amat menjaga kesucian kepalanya misalnya tidak sembarang orang diberikan menepak kepalanya,  karena ada pintu Siwa pada ubun-ubunnya.-





No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini