Umumnya makanan bila suatu rersepsi diadakan, tentulah yang
namanya sate banyak peminatnya, karena memang uenak. Khusus di tanah Bali,
mengkhusus lagi dikalangan penganut agama Hindu yang namanya sate itu
ada beberapa jenis : sate tusuk, sate lambat, sate kemong , sate serapah, dan
lainnya. Sate itu wajib mesti ada saat umat Hindu membuat upakara yang
terkatagori ayaban memangguh (memangguh
dalam artian daging banten memakai daging paling sederhana dengan telur yang
telah dimasak). Umumnya yang dipakai sebagai dagingnya banten adalah sate, sate
lilit yang bahan bakunya daging ayam, atau daging babi sesuai dengan
peruntukannya. Sate lambat itu ada yang pakai gula pasir (sate putih), ada juga
yang pakai gula merah /gula aren/enau (sate barak). Singkatnya sate lilit itu yang membuatnya
dengan dililitkan pada tangkainya yang pipih di Bali disebut “sate lambat” ada yang berbahan daging ikan ( ikan air
tawar dan ikan laut) dan juga daging ayam atau daging sapi, serta babi. Khusus
untuk dagingnya sesajen/banten lumrahnya pake daging ayam dan babi, bila sate
berbaku daging ikan umumnya hanya untuk acara resepsi/ makan-makan belaka.
|
foto : majalah tabanan serasi edisi 28 desember 2013. |
|
lokasi : banjar durentaluh, okt 2014 |
|
setelah dililit sate dipanggang/ metunu (bhs.Bali) byar rasanya lebih gurih |
Bahan pokok sate lilit/sate
lambat adalah utamanya : daging yang dicincang lumat, kelapa yang diparut
secukupnya, gula secukupnya (gula pasir atau gula aren), bumbu bali (base
genep). Setelah semua bahan cukup diulek/diaduk dengan tangan hingga rata
(terasa lengket), setelah rata dan lengket lalu dililit, besar kecil panjang
pendek lilitan sesuai kehendak menyesuaikan dengan tangkai (orang Bali bilang
katikan/ katik sate). Yang agak unik di saat mengaduk/mengulek dengan tangan
jika ada (kalau punya) agar memakai tempayan dari tanah liat (orang bali bilang
: pane/paso) agar cita rasa sate lebih gurih nikmat ( tyada duanya/ khas rasa
sate bali)
|
lokasi durentaluh, maret 2014 |
|
|
lokasi : banjar durentaluh, okt 2014 |
|
setelah dililit sate dipanggang/ metunu (bhs.Bali) byar rasanya lebih gurih
|
Sate lambat di tanah Bali karena
merupakan bagiannya budaya Bali, berkaitan langsung dengan agama yakni agama Hindu yang notabene hingga
di tahun 2014 penganutnya dominan neng Bal, maka demi ajegnya suatu budaya maka
kreativitas remaja di tingkatkan. Ditingkatkan dalam artian para remaja
khususnya para lelaki dari sejak usia dini ( duduk di bangku SD) sudah
diajarkan bagaimana cara melilitkan bahan sate di tangkainya agar terwujud yang
namanya sate lambat itu. Contoh riil : dalam peringatan HUT kota Tabanan yang
ke 520, pemkab Tabanan menggelar acara
melilit sate secara masal yang melibatkan 1.621 siswa SMP yang menghasilkan
31.400 sate. Akhirnya rekor MURIpun sukses teraih, disamping melilit satenya
juga sukses.
No comments:
Post a Comment