Epilepsi adalah suatu jenis penyakit
yang hingga kini masih dianggap oleh banyak kalangan sebagai suatu penyakit yang
tidak bisa disembuhkan, di Bali penyakit ini dikenal dengan nama “penyakit ayan”.
Banyak orang trauma dengan penyakit yang satu ini, itu mungkin lantaran banyak
pandangan yang keliru tentang penyakit epilepsi ini. Sesuai dengan Koran mingguan
tokoh edisi 19 – 25 Agustus 2013 menginformasikan tentang penyakit epelipsi
adalah sbb. ; Angka kejadian epilepsi bisa
mencapai 1 s.d 20% dari populasi masyarakat dan epilepsi terjadi sebagian besar
pada anak di bawah usia dua tahun.
Bahkan pada sebagian masyarakat epilepsi dianggap penyakit kutukan,
stigma ini mesti kita hapus , karena epilepsi itu penyakit biasa dan bisa disembuhkan.
Epilepsi adalah keadaan seseorang mengalami kejang berulang, tanpa penyebab
yang jelas. Kejang berulang ini tanpa pencetus (provokasi) terjadi dua kali
atau lebih. Antara kejang yang pertama
dengan kejang yang kedua ada interval waktu lebih dari 24 jam. Kalau
kejang terjadi dalam sehari dengan frekwensi 6 s.d 10 kali disebut kejang
berulang-ulang episode tunggal
Di kalangan masyarakat lumrah
tersebar beberapa anggapan katakanlah mitos, tentang penyakit epilepsi/ayan ;
1.
Saat kejang
mulut berbuih > persepsi ini sejatinya keliru, mulut tidaklah mesti berbuih
saat kejang. Buih yang keluar dari mulut karena kejang yang terjadi lama,
akhirnya mulut tidak mampu mengontrol air liur yang keluar, yang terus
diproduksi.
2.
Hindari Air
> Banyak orang yang mengatakan penderita epilepsi mesti dihindarkan dari air
persepsi ini juga keliru. Yang harus
dilakukan adalah mengawasi si penderita kala bermain di air (sungai, laut,
kolam). Jika penyakitnya kumat, penderita akan lebih cepat ditolong . Air bukan
pemicu kumatnya epilepsi.
3.
Penyakit
kutukan > Pandangan yang keliru dari masyarakat, karena
kisah turun temurun yang mereka terima. Epilepsi/ayan merupakan penyakit biasa
dan sebagian besar dapat disembuhkan.
Sumber : Koran mingguan tokoh, 19 – 25 agustus 2013.-
No comments:
Post a Comment