Roosetindaro
Baracinta berbagi foto Kota
Solo.
Foto: xrose.wordpress.com |
Nama Loji Gandrung berasal dari Presiden Soekarno
berdasarkan fungsinya di masa lalu. ‘Loji’ berarti rumah besar sedangkan
istilah ‘gandrung’ mengacu pada pesta dansa dan
acara ramah-tamah. Jadi, Loji Gandrung diartikan sebagai gedung atau hunian
yang digunakan untuk acara pesta dansa.
Loji Gandrung dahulu merupakan tempat yang digunakan oleh Sunan Pakubuwono X untuk mewakili dua budaya yang ingin ia perkenalkan kepada masyarakat luas, yaitu Eropa dan Jawa. Pada tahun 1797 – 1839 Loji Gandrung dimiliki oleh Johannes Agustinus Dezentje, pengusaha Belanda di bidang perkebunan, dan istrinya yang bernama Raden Ayu Tjokrokoesoemo, seorang kerabat raja. Kala itu, beliau sering mengadakan pesta pada akhir pekan ala Eropa, dan ia tidak lupa untuk mengundang kerabat Keraton Kasunanan Surakarta untuk hadir dalam acara tersebut.
Di era Penjajahan Jepang, bangunan ini dikuasai lagi oleh Jepang dan saat ini, Loji Gandrung lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai Rumah Dinas Walikota Surakarta.
Loji Gandrung dahulu merupakan tempat yang digunakan oleh Sunan Pakubuwono X untuk mewakili dua budaya yang ingin ia perkenalkan kepada masyarakat luas, yaitu Eropa dan Jawa. Pada tahun 1797 – 1839 Loji Gandrung dimiliki oleh Johannes Agustinus Dezentje, pengusaha Belanda di bidang perkebunan, dan istrinya yang bernama Raden Ayu Tjokrokoesoemo, seorang kerabat raja. Kala itu, beliau sering mengadakan pesta pada akhir pekan ala Eropa, dan ia tidak lupa untuk mengundang kerabat Keraton Kasunanan Surakarta untuk hadir dalam acara tersebut.
Di era Penjajahan Jepang, bangunan ini dikuasai lagi oleh Jepang dan saat ini, Loji Gandrung lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai Rumah Dinas Walikota Surakarta.
No comments:
Post a Comment