Thursday, June 20, 2013

“ Lebih jahat dari anak anjing “ (tidak untuk semua)



Ada anak anjing yang baru lahir, terlihat lucu. Bulu-bulu yang lembut, saat disentuh ada rasa hangat ditelapak tangan. Matanya berkaca-kaca ketika ada seorang yang mau memeliharanya. Setiap hari diberi susu dan makan nasi.

Mulai beranjak besar, namun belum dewasa. Menjelang dua bulan, si anak anjing memperlihatkan kenakalannya. Giginya mulai menggigit-gigit sesuatu, barang-barang si manusia dianggap seperti mainan. Sandal, sepatu, kaos kaki dilarikan, tapi tidak sampai dirobek-robek.

Si manusia kesal, tidak tahan pada prilaku anak anjing. Anak anjing yang tidak bermaksud menyakiti perasaan si manusia ini, diikat dengan rantai. Hampir setiap saat bersuara, meminta untuk dilepaskan. Si anak anjing sudah menganggap si manusia seperti sahabatnya, dia ingin bersama selalu, menggoyang-goyangkan ekornya.

Ketika dilepaskan, anak anjing kembali berulah. Tidak membahayakan, namun si manusia tidak senang. Entah kenapa, anak anjing akhirnya dibuang dikolong jembatan. Anak anjing diam, tidak tahu cara mendapat makanan dirumah barunya. Bertahan di alam baru, hanya bisa diam menunggu si manusia.

Tidak mengerti apa alasan dia ditinggalkan begitu saja, tanpa tahu sebabnya. Anak anjing tetap menunggu, berharap si manusia kembali membawanya kerumah, kembali merasakan kehangatan kasih si manusia. Berminggu-minggu berlalu, si anak anjing mati.

Sumber sebuah status FB, akun  Wayan Martino


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini