Ketika masalah menjadi tambah runyam, pikiran tak bisa menjangkau solusi,
mengapa mesti berpikir? Tinggalkan saja....!!
Orang bilang, "bahwa 'badai masalah' harus dilewati dengan berusaha sepenuh
hati, tetap tegar dan berjuang sampai semua selesai teratasi..."
Hmm.... bagi saya tidak mesti begitu. Badai ngapain dipikirin? Idealis untuk
menang terlalu menambah beban buat saya... setelah badai pasti akan muncul
badai baru, ya saya hanya akan merunduk, rebahan diatas tanah atau balik arah.
Kondisi nyaman lebih menyenangkan buat saya, toh
yang saya cari dalam hidup ini adalah bahagia. Saya senang menjadi diri saya,
buat apa menjadi pengikut tapi bertentangan dengan kata hati? Ketika seorang menilai
saya malas! dan membandingkan material yang mereka pakai dengan apa yang saya
punyai, ahh.... saya tak tersinggung. he... he.... Buat saya, Kualitas
kehidupan dipandang dari seberapa menyenangkan kita melakoni kehidupan, atau
seberapa bebas kita dari beban pikiran. Saya punya banyak keinginan, tapi
setelahnya saya serahkan pada kekuatan yang saya tidak tahu (kekuatan alam -
saya tidak tahu - nak mule keto), saya limpahkan beban saya pada kekuatan yang
lebih besar. Jika dibanding dengan Kekuatan alam, saya hanya setitik debu
dihamparan padang pasir. Buat apa dipikir?
Mungkin karena seringnya saya berpikir seperti itu,
orang-orang menganggap saya tidak konsisten, menganggap saya tidak bertanggung
jawab, mudah lepas tangan. he... he... Tentunya saya punya jawaban,
"Owh.... ya, memang begitu adanya, trus...??" :D Saya selalu bahagia,
walau setiap harinya dengan intensitas yang beragam. Hasil terkadang tidak
terlalu menarik buat saya, tapi proses mengalaminya yang menjadi penuntun saya
pada inspirasi.
Saya sering bercermin pada tetua terdahulu saya,
sederhana sekali, wajahnya lebih cerah dari orang-orang berpunya. Kupikir
mereka, tetua saya lebih dapat memaknai kehidupan. Kalian tahu, keseharian
mereka hanya sebagai penanam padi, pencari kayu bakar, atau tidur-tiduran kala
siang. Ku perhatikan, matinya meninggalkan senyuman..... walau mereka tidak
berpunya banyak materi, kekuasaan atau jabatan tapi mereka suka memberi tanpa
memikirkan keuntungan yang didapat. Ikhlas, sederhana dan rendah hati.
Ya.... hanya sperti itu, "Ngapain
dipikirin...??"
Sumber : sebuah status FB, akun Wayan Martino
" Berbeda memang "
Wayan Martino < akun , sebuah status FB.
woww..!!! setelah keluar, semua kulihat memakai
kacamata. warna kacanya beraneka ragam, ada hitam, merah, hijau dan lain-lain.
semua orang terlihat keren dengan style tersendiri, mereka masing-masing punya
identitas. tujuan mereka memakai kacamata agar tidak silau sinar matahari dan
matanya terjaga dari kemasukan debu. perilaku bijak!
namun masing-masing dari mereka selalu saja berbeda pandangan, ada yang
mengatakan pasir berwarna kemerah-merahan, ada juga yang melihatnya
kekuning-kuningan. Yah... jadi rancu, langit cerah dengan awan putih sampai
menakuti mereka, dikira akan mendatangkan hujan.
Karena semua berbeda pandangan, aku jadi maklum. sadar akan diri juga, bahwa
aku seperti mereka dan bahkan kacamata ku lebih pekat. mungkin karena debunya
terlalu menumpuk sehingga kelihatan kacamata dari masing-masing orang
berwarna-warni. sebaiknya.... nanti kita coba untuk membersihkan
perlahan-lahan, siapa tahu bisa bening dan pandangan mendekati kebenaran.
*ego
namun masing-masing dari mereka selalu saja berbeda pandangan, ada yang mengatakan pasir berwarna kemerah-merahan, ada juga yang melihatnya kekuning-kuningan. Yah... jadi rancu, langit cerah dengan awan putih sampai menakuti mereka, dikira akan mendatangkan hujan.
Karena semua berbeda pandangan, aku jadi maklum. sadar akan diri juga, bahwa aku seperti mereka dan bahkan kacamata ku lebih pekat. mungkin karena debunya terlalu menumpuk sehingga kelihatan kacamata dari masing-masing orang berwarna-warni. sebaiknya.... nanti kita coba untuk membersihkan perlahan-lahan, siapa tahu bisa bening dan pandangan mendekati kebenaran.
*ego
No comments:
Post a Comment