Wednesday, June 5, 2013

Jangan terlalu dipikirkan, toh matipun kelak akan tersenyum



Ketika masalah menjadi tambah runyam, pikiran tak bisa menjangkau solusi, mengapa mesti berpikir? Tinggalkan saja....!!

Orang bilang, "bahwa 'badai masalah' harus dilewati dengan berusaha sepenuh hati, tetap tegar dan berjuang sampai semua selesai teratasi..."

Hmm.... bagi saya tidak mesti begitu. Badai ngapain dipikirin? Idealis untuk menang terlalu menambah beban buat saya... setelah badai pasti akan muncul badai baru, ya saya hanya akan merunduk, rebahan diatas tanah atau balik arah.

Kondisi nyaman lebih menyenangkan buat saya, toh yang saya cari dalam hidup ini adalah bahagia. Saya senang menjadi diri saya, buat apa menjadi pengikut tapi bertentangan dengan kata hati? Ketika seorang menilai saya malas! dan membandingkan material yang mereka pakai dengan apa yang saya punyai, ahh.... saya tak tersinggung. he... he.... Buat saya, Kualitas kehidupan dipandang dari seberapa menyenangkan kita melakoni kehidupan, atau seberapa bebas kita dari beban pikiran. Saya punya banyak keinginan, tapi setelahnya saya serahkan pada kekuatan yang saya tidak tahu (kekuatan alam - saya tidak tahu - nak mule keto), saya limpahkan beban saya pada kekuatan yang lebih besar. Jika dibanding dengan Kekuatan alam, saya hanya setitik debu dihamparan padang pasir. Buat apa dipikir?

Mungkin karena seringnya saya berpikir seperti itu, orang-orang menganggap saya tidak konsisten, menganggap saya tidak bertanggung jawab, mudah lepas tangan. he... he... Tentunya saya punya jawaban, "Owh.... ya, memang begitu adanya, trus...??" :D Saya selalu bahagia, walau setiap harinya dengan intensitas yang beragam. Hasil terkadang tidak terlalu menarik buat saya, tapi proses mengalaminya yang menjadi penuntun saya pada inspirasi.

Saya sering bercermin pada tetua terdahulu saya, sederhana sekali, wajahnya lebih cerah dari orang-orang berpunya. Kupikir mereka, tetua saya lebih dapat memaknai kehidupan. Kalian tahu, keseharian mereka hanya sebagai penanam padi, pencari kayu bakar, atau tidur-tiduran kala siang. Ku perhatikan, matinya meninggalkan senyuman..... walau mereka tidak berpunya banyak materi, kekuasaan atau jabatan tapi mereka suka memberi tanpa memikirkan keuntungan yang didapat. Ikhlas, sederhana dan rendah hati.

Ya.... hanya sperti itu, "Ngapain dipikirin...??"
 
Sumber : sebuah status FB, akun  Wayan Martino
 
 
" Berbeda memang "
 
 
Wayan Martino < akun , sebuah status FB.
 
woww..!!! setelah keluar, semua kulihat memakai kacamata. warna kacanya beraneka ragam, ada hitam, merah, hijau dan lain-lain. semua orang terlihat keren dengan style tersendiri, mereka masing-masing punya identitas. tujuan mereka memakai kacamata agar tidak silau sinar matahari dan matanya terjaga dari kemasukan debu. perilaku bijak!

namun masing-masing dari mereka selalu saja berbeda pandangan, ada yang mengatakan pasir berwarna kemerah-merahan, ada juga yang melihatnya kekuning-kuningan. Yah... jadi rancu, langit cerah dengan awan putih sampai menakuti mereka, dikira akan mendatangkan hujan.

Karena semua berbeda pandangan, aku jadi maklum. sadar akan diri juga, bahwa aku seperti mereka dan bahkan kacamata ku lebih pekat. mungkin karena debunya terlalu menumpuk sehingga kelihatan kacamata dari masing-masing orang berwarna-warni. sebaiknya.... nanti kita coba untuk membersihkan perlahan-lahan, siapa tahu bisa bening dan pandangan mendekati kebenaran.

*ego
 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini