Monday, April 15, 2013

Makotek / Ngrebeg



Tidaklah tersangkalkan bahwa tanah Bali itu adalah sebuah wilayah kecil bahkan lebih kecil dari luasnya ibu kota Indonesia. Namun di tempat yang amat kecil itu  banyak tradisi leluhur yang hingga kini lestari dan tetep terlaksana, tradisi-tradisi itupun termasuk budaya/kebudayaan, maka jadilah dia budaya Bali. Karena budayanya juga tanah Bali itu tersohor hingga ke seantero jagat.

Foto koran/tabloid tokoh edisi 15 - 21 April 2013

 
Foto koran/tabloid tokoh edisi 15 - 21 April 2013
Dikutip dari koran/tabloid tokoh edisi 15 s.d 21/4/2013. Tradisi makotek/ngrebeg adalah sebuah budaya sejak zaman kejayaan Mengwi yang dilaksanakan setiap enam bulan sekali. Makotek hingga kini tetap diselenggarakan masyarakat Desa Adat Munggu, yang dimulai kala Desa Adat Munggu di bawah titah Raja Puri Mengwi “Ida Cokode Mengwi” melancarkan perang ke tanah Jawa yakni Blambangan. Berawal dari kemenangan yang diperoleh kala melancarkan perang ke Blambangan, saat kembali ke tanah Bali saking senangnya para prajurit Ida Cokorda Mengwi saat tiba di perbatasan Gilimanuk para prajurit bermain tombak, hingga melukai diri mereka satu sama lain. Melihat para prajurit terluka, Ida Cokorda Mengwi bernazar (menyatakan suatu perjanjian/kesanggupan)  “ Jika semua prajurit bisa sehat sejati, saya sanggup melaksanakan upacara mekotek/ngerebeg tiap Saniscara Keliwon, wuku Kuningan”. Ternyata terkabul, akhirnya hingga kini dilaksanakan upacara mekotek.

Pada awalnya dahulu, makotek memakai tombak namun sejak lama tombak diganti dengan kayu pulet yang kokoh hingga kini. Makotek memang merupakan perayaan untuk memperingati kemenangan kerajaan Mengwi ketika perang melawan kerajaan Blambangan dari Banyuwangi. Tradisi makotek sampai sampi sekarang terus dilaksanakan dengan maksud memohon anugrah Tuhan agar masyarakat terhindar dari wabah penyakit. Dalam pelaksanaannya ratusan kayu-kayu pulet sepanjang 3,5 meter dipegang oleh para laki-laki dan digabungkan hingga membentuk krucut, lalu salah satu dari pemuda yang merasa tertantang menaiki kayu tersebut hingga ke ujung dengan posisi berdiri. Istilah mekotek lantaran berawal dari suara kayu-kayu yang saling beradu ketika kayu-kayu tersebut disatukan menjadi bentuk gunung/kerucut, yang bunyinya tek...tek...tek..tek, sesungguhnya tradisi ini pada awalnya bernama grebeg yang artinya saling dorong.--

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini