Nyeri haid adalah rasa sakit yang menyertai menstruasi terutama terjadi pada perut bagian bawah, dan
punggung bawah yang terasa sedemikian beratnya sehingga dapat menimbulkan
gangguan kegiatan sehari-hari. Umumnya
nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi dan mencapai puncaknya
dalam waktu 24 jam, akan menghilang setelah 2 hari. Saat haid juga acap
disertai sakit kepala, mual kadang sampai muntah, sembelit, atau diare. Umumnya
saat-saat haid para wanita mudah marah karena emosi yang tidak stabil. Ada 2
jenis nyeri haid : nyeri haid primer dan sekunder. Nyeri haid primer timbul
sejak menstruasi pertama terjadi, umumnya pada bulan-bulan atau tahun-tahun
pertama haid. Terjadi pada usia antara 15 s.d 25 tahun dan akan hilang pada
usia akhir 20-an atau awal 30-an. Nyeri haid sekunder lebih jarang ditemukan
dan terjadi pada 25% wanita yang mengalami dismenore. Nyeri haid sekunder
terjadi pada usia dewasa yang menyerang wanita, yang semula bebas dari nyeri
haid.
Nyeri saat haid merupakan hal yang normal terjadi, karena
adanya perubahan hormonal terutama prostaglandin. Pada fase menstruasi
prostaglandin meningkatkan respon otot rahim yang merangsang produksi hormon oksitosin.
Hormon oksitosin juga memiliki sifat meningkatkan kotraksi uterus, namun jika
nyeri yang terjadi berlebihan sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari, berarti
nyeri haid tersebut dapat dikatakan tidak normal.Ada beberapa faktor resiko yang
bisa meningkatkan terjadinya dismenore : wanita yang merokok, wanita yang tidak
memiliki anak, wanita yang kelebihan berat badan, wanita yang pertama
menstruasi sebelum umur 12 tahun, wanita yang selama menstruasi minum alkohol,
atau memiliki riwayat yang sama dalam keluarga. Cara termudah untuk mengatasi
diantaranya : istirahat yang cukup dan olah raga yang teratur terutama banyak
berjalan kaki. Karena olah raga mampu meningkatkan produksi endorphin otak yang
dapat menurunkan stres sehingga secara tidak langsung dapat menurunkan nyeri. Pemijatan yang lembut
pada bagian tubuh yang nyeri akan menyebabkan relaksasi otot dan memberi efek
menenangkan juga dapat dilakukan. Aktifitas rutin sebaiknya dilaksanakan, karena
dengan bergerak maka rasa nyeri dapat berkurang, dan lebih banyaklah minum air
putih, lebih sering mengganti pembalut walau belum penuh demi mengurangi resiko
infeksi.
Nyeri haid =
dismenore.
No comments:
Post a Comment