“ Gunamanta Sang Dasaratha,
Wruh Sira ring weda bahkti ring Dewa,
Tar malupeng pitra puja, Masih ta sireng swagotra kabeh ”
Dari bait kekawin tersebut dapatlah kiranya dimengerti kenapa raja
Dasaratha termasyur di seluruh dunia. Itu tidak lain karena, beliau adalah
tokoh panutan di segala zaman, beliau ahli Weda (kitab suci agama Hindu),
beliau adalah pemuja Tuhan yang taat, juga tidak pernah lupa memuja
leluhurnya, serta amat dikasihi oleh keluarga dan rakyatnya.
Dalam agama Hindu ada disebutkan bahwa kita memiliki hutang kepada
leluhur yang disebut Pitra Rna. Hutang tersebut kemudian dibayar dengan pitra
yadnya dalam arti sempit pitra yadnya sering disamakan dengan ngaben (termasuk
memukurnya) atau upacara yang berkenan dengan kematian. Namun dalam arti yang
luas ada orang mengatakan setiap memuja roh leluhur disebut pitra yadnya. Untuk
mengenal leluhur itu berbagai sumber dicari seperti : babad, sejarah,
pamancangah, prekempa, prasasti, bhisama, dsb. Ada tanya : Untuk apa mencari
leluhur? Untuk apa memuja leluhur ? Beliau kan sudah meninggal, apa masih perlu
dipuja?. Konsep agama Hindu selain memuja Tuhan, juga memuliakan dan memuja
leluhurnya agar dapat menyatu dengan parama atma, yakni Tuhan itu sendiri. Kita
berasal dari Tuhan agar kembali juga ke Tuhan. Berdasarkan konsep inilah kita
sebaiknya mengenal dengan baik siapa leluhur kita. Dengan mengenal leluhur baik
nama maupun riwayat hidupnya, jika perlu wajahnyapun dibayangkan saat memuja.
Dalam konsep spiritual menurut agama Hindu manusia itu terdiri dari badan kasar
(stula sarira) dan badan halus (suksma sarira) atau sering disebut sebagai atma
atau jiwa. Menurut kepercayaan lain disebut sebagai roh, apapun namanya yang penting ada energi yang asalnya dari energi utama yang maha damai
dan akan kembali keasalnya yang damai pula. Inilah sebenarnya arti dari “Om
shanti, shanti, shanti Om” itu.
No comments:
Post a Comment