Wednesday, November 21, 2012

Pembuluh darah jantung koroner


Bali post, 22112012.-

Penyakit jantung koroner adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen ke jantung (disebut pembuluh darah koroner) mengalami penyempitan karena terjadi penumpukan lemak (plak) pada dinding dalamnya. Akibatnya, bagian jantung yang aliran darahnya tersumbat itu tidak mendapatkan oksigen dan terjadilah kematian otot jantung. Ini yang dikenal dengan serangan jantung (heart attack).

Ada 2 katagori faktor resiko yang dapat meningkatkan kecendrungan terkena penyakit jantung koroner.
1.      Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi  (tidak dapat diubah dengan perubahan pola hidup), seperti umur (laki-laki  diatas 45 tahun, perempuan diatas 55 tahun), dan riwayat keluarga memiliki penyakit jantung  (ada keluarga yang meninggal di usia muda karena serangan jantung).
2.      Faktor resiko yang dapat dimodifikasi  (dapat bdiperbaiki dengan merubah gaya hidup), meliputi kadar kolesterol tinggi, memiliki penyakit kencing manis (diabetes mellitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), merokok, kegemukan/obisitas,  kurang aktifitas fisik, stres, alkohol dan rendahnya konsumsi sayuran dan buah-buahan.

Jika kita memiliki satu atau lebih resiko yang tersebut diatas, apa yang semestinya dilakukan? Sangat disarankan agar berkonsultasi dengan dokter walau belum menimbulkan gejala. Sebab semakin dini kita  mengetahui tergolong dalam resiko apa  (rendah, sedang, atau tinggi), langkah pencegahan dapat diambil dengan segera sehingga dapat memperlambat atau mencegah terjadinya serangan jantung.

Pesatnya perkembangan tehnologi di dunia kedokteran membawa dampak positif dalam kemajuan pengobatan itu sendiri. Studi-studi terbaru menunjukkan langkah agresif untuk menemukan kelainan pembuluh darah dengan tehnik pencitraan. Terjadinya penebalan pembuluh darah karotid dihubungkan dengan peningkatan resiko terjadinya kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. Penilaian tentang fungsi pembuluh darah ini memiliki beberapa keuntungan yakni dapat dipakai sebagai penjaringan (skrining) penyakit pembuluh darah yang belum menunjukkan gejala, dapat membedakan mereka dengan resiko tinggi atau rendah, dapat menerapkan usaha pencegahan dengan baik sebelum terjadinya penyakit jantung, dan mecari kemungkinan adanya penyakit lain yang mendasari kelainan dasar pada pembuluh darah. Dengan memakai metode ultrasound tidak invasif (tidak melukai organ tubuh), dicari apakah ada penebalan pada dinding pembuluh darah. Studi mengatakan penebalan 0,1 mm dihubungkan dengan peningkatan resiko sebesar 15% untuk terjadinya infark miokard (serangan jantung) dan stroke.---   

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini