Salinan
hal 35 buku “sejarah dan babad pratisentana Bandesa Manik Mas”
Pada tahun saka 1309 ada seorang Brahmana Mpu
Kenaka Jenggana Kayu Manis beragama/aliran Budha Gautama, ahara dari hutan
Keling (negeri India Selatan) ke Majapahit. Kala itu yang menjadi raja di
Majapahit adalah Sri Kala Gemet. Dalam babad Pasek Tatar, Mpu Kanaka Jenggana
Kayu Manis disebut dengan “Danghyang Kenaka”
Beliau Mpu Kenaka setelah tinggal di kerajaan
Majapahit kemudian kawin dengan Ki Gusti Luh Kayuan, keturunan Mpu Ketek
melahirkan 3 orang anak ;
a.
Yang paling tua bernama Arya Kuta Wanira
b.
Yang nomor dua bernama Pangeran Wadwa Keling
c.
Yang paling kecil bernama Pangeran Kayu Mas
Mpu Kenaka bersama anaknya yang nomor 2
Pangeran Wadwa Keling kembali ke negeri Keling (India Selatan) sedangkan dua
anaknya (Arya Kuta Wanira dan Pangeran
Kayu Mas) tinggal di kerajaan Majapahit. Arya Kuta Wanira kawin dengan Ayu
Klapa-wangsa Kepakisan, memiliki anak bernama Kyayi Klapodyana. Sedangkan dari
istrinya yang berasal dari Jepara memiliki 2 anak ; Kyayi Prambu dan Kyayi
Candi
Pangeran Kayu Mas memiliki anak tunggal bernama
Pangeran Mas, kemudian Pangeran Mas kawin dengan Ni Luh Manik Yang, memiliki 3
anak : Kyayi Manik Mas, Kyayi Gading Gde Tengah, dan Luh Kayu Mas. Kyayi Manik
Mas tinggal di Mas, diangkat sebagai Bandesa Mas, sedangkan adiknya Kyayi
Gading Gde Tengah dipanggil Ki Gunyep, tinggal di Gading Wani Tegeh Jembrana.
Ada juga keturunan Kyayi Manik Mas yang menjadi Bandesa di Gelgel, dipanggil
Kyayi Bandesa Gelgel. Dalam babad Pasek Tatar disebutkan De Bandesa Kayumas
(Pangeran Kayu Mas) adalah keturunan dari De Bandesa Mas (Pangeran Mas).-----
No comments:
Post a Comment