Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia secara
pribadi, masyarakat, dan negara. Maka dari itu pendidikan mendapat perhatian
yang cukup besar dari berbagai kalangan. Telah disadari bersama bahwa
pendidikan manusia adalah tanggung jawab bersama. Setiap unsur memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan pendidikan. Individu, keluarga, masyarakat, dan pemerintah
memiliki andil dalam keberhasilan pendidikan. Pemerintah sebagai penyelenggara
negara akan memberi arah kemana pendidikan ini dibawa melalui penetapan
kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman. Sekolah sebagai pelaksana
pendidikan terbawah dalam pemerintahan harus mampu mengejawantahkan apa yang
diamanatkan dalam kurikulum.
Pergantian kurikulum yang terlalu cepat kadang membingungkan
pelaksana pendidikan di tingkat bawah, walaupun telah diberikan pembekalan dan
pendidikan untuk memahami amanat kurikulum. Terlebih lagi kurikulum yang
mengamanatkan pendidikan harus sesuai dengan kebutuhan hidup peserta didik kedepan.
Pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhan hidup harus berdasarkan atas apa yang
terjadi di masa kinidan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Peserta
didik diminta mampu memahami, menganalisis peristiwa, kejadian dan fenomena
yang terjadi saat ini untuk bekal hidup di masa yang akan datang. Penanaman nilai-nilai luhur bangsa perlu ditanamkann
sejak dini pada diri peserta didik. Peserta didik diberikan pendidikan budi
pekerti, sejarah perjuangan bangsa, agar memiliki semangat yang kuat untuk
menghadapi tantangan hidup penuh dengan kejujuran dan etikad baik. Sejak dahulu
pemerintah telah mengupayakan yang terintegrasi antara pengetahuan (sain) dan
budi pekerti (moral) sehingga diharapkan peserta didik, selain pintar juga
bijaksana dalam mengambil langkah.
Perkembangan pengetahuan yang amat pesat membawa perubahan yang
sangat mendasar pada berbagai segi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Dulu media pendidikan diutamakan yang bersifat positif. Bahan
ajar/materi dan media pembelajaran diupayakan untuk menumbuhkembangkan sifat
dan sikap positif. Hal—hal yang dapat
berpengaruh negatif dikubur dalam-dalam atau tabu untuk dibicarakan pada
tempat umum. Dengan demikian peserta didik berjalan pada satu jalur yang
diharapkan bersama. Walaupun dalam prakteknya ada sebagian kecil yang
menyimpang. Namun kini semua dibuka secara telanjang dan vulgar. Kemajuan
teknologi komunikasi memberi andil yang cukup besar terhadap kebebasan
informasi. Ditambah lagi dengan diterapkannya kurukulum yang berbasis
contekstual yang mengedepankan proses pembelajaran bersumber pada lingkungan
dan kejadian/ peristiwa yang terjadi di masyarakat, membuat peserta didik
menjadi sulit menganalisis mana yang mesti dituruti.
Teori yang didapatkan di sekolah sering bertolak belakang dengan
fakta yang terjadi di masyarakat. Teori kasih sayang. Tulus iklas, dan
kejujuran dipertentangkan dengan fakta kekerasan, tawuran, pembunuhan, korupsi,
dll. Anjuran, taatilah hukum yang berlaku ditempat kita tinggal dipertentangkan dengan tayangan televisi yang
menayangkan pelanggar hukum yang bebas melenggang tanpa sanksi yang tegas.
Masih banyak lagi prilaku-prilaku yang kontroversial yang menjadi sajian
membingungkan bagi peserta didik. Kita harus kembali pada hakekat pendidikan
yaitu perubahan sifat, sikap, dan prilaku ke arah yang lebih baik.----
(
Ketut Suiya S.Pd., SMP N. 2 pupuan di
Desa Belimbing)
No comments:
Post a Comment