Dapatlah kiranya kita katakan
bahwasanya kita semua pernah mendengar mantra-mantra dikumandangkan oleh para
pemuka agama (misalnya oleh pemangku, sulinggih dsb), namun tidaklah diantara
kita semua tahu, mantra itu apa sih?.
Ada suatu sumber mengatakan mantra itu ;
Mantra adalah suatu kalimat/bait
doa yang terdiri dari kata-kata yang
umumnya bersifat rahasia, yang dipergunakan oleh seseorang pemuja untuk
berkomunikasi dengan Tuhan/ sesuai yang diyakininya. Berdoa dalam suatu
persembahyangan sesungguhnya memang dapat digolongkan sebagai suatu proses
komunikasi antara pemuja dengan Pujaannya. Meskipun jarang kita temui terjadi
komunikasi dua arah langsung antara komunikator (pemuja) dengan komunikan
(Tuhan/pujaan), sebagaimana kita lihat dilakukan oleh seorang paranormal atau
orang pintar. Sesungguhnya komunikasi tetap terjalin ketika masyarakat awam
sedang memanjatkan doa kehadapan Tuhan. Semuanya bersifat rahasia karena hanya
diketahui oleh pemuja dan Tuhannya, maka komunikasi dalam suatu persembahyangan
sering kali lebih nyaman dengan memakai bahasa yang juga bersifat rahasia,
semacam bait-bait mantra.
Mantra boleh dikatakan ibarat suatu alat, alat
tentu saja ada gunanya. Guna dari suatu
mantra adalah sebagai alat komunikasi antara komunikator (umat) dengan
komunikan (Tuhan). Bahasa dalam mantra berguna untuk mewakili perasaan,
keinginan, isi hati, kecintaan kepada Tuhan dan sebagainya.
Mantra sesungguhnya juga
mempunyai kekuatan, dalam hal ini kekuatan keyakinan. Mantra harus benar-benar
mewakili apa yang hendak disampaikan umat kepada Tuhannya. Sebab mantra yang
diucapkan tanpa kekuatan keyakinan, acap kali tidak memberikan efek apapun
karena berbeda dengan perasaan yang diwakilinya. Secara umum kekuatan suatu
mantra dapat ditentukan oleh beberapa hal ; obyek, tehnik, waktu, dan makna.
OBYEK > kepada siapa mantra
itu ditujukan. (umat Hindu memuja Tuhan dalam berbagai manisfestasiNya, yang
mana itu didasarkan pada kekuatan yang yang dipuja oleh setiap golongan yang
berbeda. Ada yang golongan profesi pedagang, petani, nelayan, dan yang
lainnya). Untuk setiap manifestasi Tuhan yang dipuja tersebut, tentu saja
mantra yang diucapkan harus disesuaikan dengan siapa yang dipuja. Ini amat
diperlukan guna menambah keyakinan akan kekuatan mantra tersebut.
TEHNIK > Bagaimana cara mengucapkan mantra/ melagukan
suatu mantra amat penting. Namun hal ini masih dapat ditoleransi sepanjang
pengucapan isi mantra masih benar, walau ada perbedaan cara melagukan. Tentu
tidak dapat kita kesampingkan keyakinan umat Hindu, bahwa sesungguhnya Tuhan
Maha Tahu.
WAKTU > Kita semua tahu, bahwa Tuhan selalu ada
untuk mendengarkan doa umatnya.Namun bila kita kaitkan dengan umat sebagai
pemuja yang mengucapkan mantra itu, tentu ada saat yang optimal untuk mendapat
suatu kekuatan dari suatu mantra yang diucapkan, adalah saat tubuh dan fikiran
mencapai keadaan relaksasi yang dalam, atau tercapai konsentrasi yang mantap
terhadap Tuhan yang dipuja. Kedaan ini dapat dicapai dengan jalan melakukan “pranayama”
sebelum memanjatkan doa. Pada keadaan relaksasi yang dalam, disebutkan bahwa
otak akan berada dalam gelombang alfa, maka doa yang disampaikan akan mencapai
bawah sadar. Maka kekuatan doa kan lebih baik.
MAKNA >
Arti suatu mantra yang diucapkan hendaknya difahami dan dihayati sebelum
mengucapkannya, agar tidak menjadi suatu kesia-siaan. Mantra adalah ibarat doa
dengan bahasa yang sering kita ucapkan sehari-hari, hanya saja bahasa mantra
adalah bahasa Sansekerta / bahasa kawi.Alangkah lucunya bila kita bandingkan
dengan menyanyikan sebuah lagu barat, tapi tidak kita tahu akan artinya.-
Sumber > buku doa sehar-hari (
keluarga dan masyarakat Hindu)
No comments:
Post a Comment