Saturday, August 25, 2012

Remaja Sek dan HIV/Aids

Pemerintah dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) telah melakukan berbagai upaya untuk memberi pemahaman tentang HIV/Aids kepada para remaja. Sekolah-sekolah didatangi, poster tentang HIV/aids telah di tempel di berbagai tempat. Bahkan telah sering diadakan lomba poster dan ceramah , serta  kegiatan tulis-menulis tentang HIV/aids, telah diberikan berbagai alternatif bagaimana caranya agar para remaja tidak tertular.

Pendapat merekapun cukup baik untuk ukuran anak baru gede (ABG), berbagai alternatif dikemukakan oleh mereka agar tidak tertular. Itu menunjukkan bahwa mereka telah membaca informasi lewat berbagai media. Media masapun telah menginformasikan dengan menyediakan rubrik khusus (kesehatan)  guna memberikan informasi tentang HIV/aids. Tetapi mengapa jumlah penderitanya tidak berkurang ? bahkan terus bertambah. Tampaknya hal ini telah menjadi persoalan yang serius, lebih-lebih untuk remaja. bagi remaja yang sama sekali belum mendapatkan informasi tentang HIV/Aids  perlu diberikan informasi lebih awal.

  

Aids adalah singkatan dari : aquired immune defisience syndrome, yakni sindrom tentang berkurangnya daya tahan tubuh yang disebabkan oleh virus yang dinamakan HIV (human immunodefisience virus). Sindrom adalah himpunan gejala yang terjadi serentak dan menandai ketidaknormalan tertentu (kamus besar Indonesia). Para ahli mengatakan bahwa virus jenis ini ditularkan melalui hubungan seksual, luka, suntikan atau tranfusi darah. Sayang, citra masyarakat tentang penyakit aids adalah penyakit yang hina dan kotor, sehingga penderitanyapun memperoleh citra yang sama. Untuk itu para remaja yang mempunyai pasangan disarankan " menghindari hubungan badan/hubungan sek, sebelum nikah"  kalau bisa, karena berisiko tinggi menularkan HIV/Aids. 



 Remaja




Karakteristik Umum Remaja :
  1. Mulai terdapat perubahan secara fisik
  2. Sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
  3. Jarang untuk langsung mengikuti instruksi
  4. Mempunyai kecendrungan menganggap orang tua sebagai orang tua yang kolot
  5. Sikap saling menentang tradisi dan budaya yang ada
  6. Sulit diarahkan
  7. Mulai mempunyai problema emosional (puber)
  8. Sangat suka akan tantangan, dan suka debat
  9. Suka melakukan eksperimen
  10. Suka berpakaian modis
  11. Mulai tidak suka dirumah, suka nonton film, suka dengerin musik, menginap di rumah teman.
  12. Tidak suka pergi dengan orang tua


Tipe Sederhana bagi pemimpin remaja:  > Convident, love....cinta pada organisasi, Inspiration dan integrity, Just .....adil dan tegas, Antuas dan energi

Tugas dan wewenang pemimpin > mengambil inisiatif, mengatur, memberikan informasi, memberi dukungan, menilai, menyimpulkan


Kekompakan orang yang dipimpin >  memberi dorongan, mengungkapkan perasaan, mendamaikan, melakukan kompromi, memperlancar, memasang aturan permainan

by : alumni BIPAN  > ayu rista yuanita.


http://www.facebook.com/photo.php?fbid=404256342969264&set=a.104689812925920.7391.100001547058613&type=1

 Hati-hati Gangguan Seksual

Tak sedikit penelitian yang membuktikan manfaat hubungan seksual pada kesehatan fisik dan psikis seseorang. Namun sebaliknya, jika dilakukan pada saat yang kurang tepat, seperti misalnya oleh remaja, bisa jadi berakibat buruk. Berikut di antaranya:

  1.    Kehamilan tidak diinginkan.
  2.    Infeksi seksual menular.
  3.    HIV/AIDS.
  4.    Gangguan psikologis.
  5.    Gangguan seks pada saat dewasa.

      Seorang remaja yang melakukan hubungan seks sebelum menikah, kata dokter Maya, cenderung bisa mengalami beberapa gangguan seksual seperti vaginismus (kekejangan otot vagina yang mengakibatkan penolakan terhadap rangsangan atau aktivitas seksual), dispareneu (nyeri saat berhubungan seks), un orgasm (tidak bisa orgasme pada saat berhubungan seks), vrigiditas (tidak punya gairah seks).

Hal itu karena secara psikologis, seseorang yang melakukan hubungan seks sebelum waktunya, menyimpan rasa bersalah yang terus-menerus ia bawa hingga menikah. Selain itu, dampak sosial juga mengancam, terutama bagi yang hamil sebelum waktunya.

“Di antaranya cita-cita pupus dan masa depan jadi suram karena kesempatan untuk melanjutkan sekolah atau mendapat pekerjaan lebih kecil. Angka perceraian yang tinggi juga bisa menjadi akibat dari pernikahan yang terpaksa segera dilangsungkan karena si wanita sudah hamil. Selain itu, semakin muda ibu mengandung, kecenderungan anak yang dilahirkan itu berat badannya rendah, bahkan cacat mental dan fisik, lebih tinggi daripada usia ideal di mana seseorang sudah siap untuk hamil,” kata Maya.

So, karena lebih banyak dampak buruknya, orang tua dan lingkungan sekitar memang harus memberi bekal pada anak agar tidak terbawa dalam arus seks bebas dan terjebak dalam situasi sulit. Orang tua harus bisa menjadi sahabat yang mendorong anak bagaimana berpacaran yang sehat.

sumber >> http://tabloidwanitaindonesia.net

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini