Thursday, March 19, 2020

Tempat Suci Agama Hindu ada strukturnya


Semuanya umat manusia sejagat raya, kalau tidak tergolong atheis tentu menganut/ mengikuti suatu ajaran luhur yang ujung ujungnya meyakini bahwa Tuhan itu ada dalam artian semua yang ada di jagat ini ada yang menciptakan, yakinlah kita kita ini bahwa yang Maha Segala itu hanyalah Tuhan Semesta Alam. Khususnya para pengikut/penganut Hindu juga memiliki tempat suci (tempat yang disucikan hingga bernuansa relegius, aura mistis tentunya juga akan ada). Jamak orang tahu tempat suci agama Hindu dinamakan pura, di puralah para penganut Hindu nan taat menjalankan kewajiban beragamanya utamanya kewajiban terhadap Tuhan Yang Esa berupa persembahyangan, berdo’a yang disertai aneka ritual keagamaan. Namanya saja tempat suci, tentulah disucikan juga dikeramatkan. Pura, asalnya dari bahasa sansekerta yaitu Pur yang berarti benteng riilnya dikelilingi tembok tempat berlindung, boleh juga diartikan pura itu tempat yang dikelilingi tembok serta dikhusukkan sebagai tempat suci. Kewajiban para umatlah untuk menjaga dan memeliharanya yang nyata barupa tanggung jawabnya umat. Adapun aneka kegiatan di pura itu sebagai tempat sembahyang dan upacara yadnya yang disesuaikan dengan yang namanya Desa, Kala, Patra. Desa adalah tempat dibangunnya sebuah pura, Kala berarti waktu (kapan upacara itu dilaksanakan), dan Patra artinya keadaan ( dalam kedaan bagaimana suatu upacara yadnya/ritual itu dilaksanakan oleh pengempon suatu tempat suci/pura).

Pura Agung Besakih di Bali


Madya Mandala dari sebuah Pura


Tidak hanya suatu organisasi tempat suci agama Hindu juga memiliki suatu struktur, yang sejatinya berupa salah satu syarat mutlak agar dapat disebut sebagai tempat suci utamanya pura pura yang terkatagori pura besar, atau dikatakan ada konsepnya. Konsepnya itu lumrah disebut tingkatan yang dinamakan Tri Mandala ( Nista Mandala/Kanista Mandala, Madya Mandala, dan Utama Mandala). Tri Mandala asalnya dua kata : Tri dan Mandala, Tri berarti tiga dan Mandala berarti tempat. Jadi Tri Mandala berarti tiga tempat untuk melaksanakan kegiatan pada aneka aktivitas menjelang pelaksanaan suatu upacara pada sebuah pura. Masing masing dari Tri Mandala itu ; dimulai dari tempat yang terbawah/terluar  yang disebut jaba pisan, fungsinya sebagai tempat persiapan aneka jenis upacara keagamaan misalnya pembuatan penjor dan yang lainnya. Ditempat ini lumrah ada bale kulkul juga wantilan/arena. Jika diibaratkan buana alit/diri kita nista mandala itu adalah kaki serta dalam buana agung/jagat raya, nista mandala melambangkan alam bawah (bhur loka). Berikutnya ada Madya Mandala, tempatnya ditengah sebelum Utama Mandala maka juga acap disebut Jaba Tengah. Berpintukan yang namanya Apit Lawang (candi bentar), diyakini sebagai pemutus pikiran kotor/cuntaka. Aneka pementasan tari wali dilaksanakan di Madya Mandala diantaranya : Rejang Dewa, Baris Gede, Wayang Lemah/Wayang Sudhamala, juga Topeng Sida Karya. Dengan pementasan tari wali diyakini semua pemikiran kotor akan sirna sebelum memasuki Utama Mandala. Ciri dari Madya Mandala tentunya ada bangunan : bale agung, bale pagongan/bale gong, bale penyimpenan. Dalam buana alit Madya Mandala itu berupa badan kita, dan pada buana agung melambangkan bagian tengah dari alam semesta/bhuwah loka. Tingkatan terakhir dari sebuah pura yakni Utama Mandala merupakan tempat yang diyakini tersuci dari sebuah pura, ditempat inilah dipuja Ista Dewata yaitu manifestasi Hyang Widi yang berstana di pura tersebut, Jeroan demikian nama tempat tersebut. Berpintukan Candi Gelung/Gelung Kori dengan fungsi mulai melakukan pemusatan pikiran. Lumrahnya pada setiap pura, di Utama Mandala ada bangunan/pelinggih : Padma sana, meru, gedong, dan yang lainnya sesuai dengan Ista Dewata yang dipuja. Dalam buana alit/diri kita Utama Mandala itu adalah kepala serta dalam buana agung/alam semesta melambangkan alam atas/ Swah Loka. Konsep Tri Mandala juga acap dikatakan sebagai Tri Bhuana yang nyata-nyata mempunyai tuntutan tata susila sebagai umat beragama tentunya, para penganut Hindu manamai Tri Kaya Parisudha (tiga perbuatan yang wajib untuk disucikan).-   Astungkara bermanfaat.

Edisi wuku pujut, sasih kesanga tahun masehi 2020.-

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini