Bali itu adalah merupakan suatu hal yang demikian jelasnya
merupakan bagian dari NKRI, walau tiada terpungkiri latah terjadi suatu tanya
di luar negeri sana “ Bali itu disebelah mananya Indonesia? “. Kita semua tahu
dari sejak nguni Bali itu merupakan salah satu bagian kecil dari gugusan pulau
yang tenar menyandang sebutan Nusantara, di era imprialis dulu zamannya
bangsa-bangsa maju saling berlomba mengadakan suatu program yang bernama
ekspansi, Nusantara itu tidak luput dari
jamahan kaum imprialis. Pulau Balipun tidak luput dari injakan kaki para
penjajah, yang notabene menimbulkan aneka jenis yang terkonotasi penderitaan
bagi kaum yang terjajah., Jenis
penderitaan yang timbulpun beraneka warna, diantaranya terkekangnya suatu kebudayaan,
untuk melestarikannya dipenuhi oleh rasa takut serta was-was akan ultimatum
dari para penjajah. Riilnya di tanah
Bali, kita semua tahu kebudayaan itu banyak ragamnya di pulau kecil yang satu
ini, sebut saja kesenian daerah yang ada di Bali kala penjajahan dahulu mampu
bertahan namun nyata jalan ditempat, karena kebebasan berkesenianpun dibatasi,
mungkin karena kesenian itu salah satu jenis yang membuat manusia itu bertambah
pintar (kian terbukanya daya nalar para pelaku seni). Di media majalah Bali
Post edisi 206, di tuturkan oleh seorang pinih sepuh seni bahwasanya alat musik
Bali yang bernama angklung sempat
ditanam di dalam tanah agar tidak dirampas oleh para penjajah dari Jepang itu.
Angklung, khususnya angklung Bali yang dominan berbentuk
gamelan gong berbahan perunggu dengan ukuran lebih kecil (dapat dikatakan
merupakan adiknya) dari alat musik gong Bali, angklung Bali dan gong Bali jenisnya
hampir sama dimana sebagian tertentu
dari alat musik itu dapat dipakai untuk mementaskan suatu tabuh yang disebut
bleganjur. Angklung Bali itu sejatinya merupakan salah satu seni
kerawitan/gamelan tradisionalnya Bali. Karawitan
adalah merupakan seni suara daerah, baik vokal / musik
(instrumen) yang mempunyai klarifikasi dan perkembangan dari daerahnya itu
sendiri. Tentang Angklung Bali karena merupakan salah satu bentuk kesenian yang
dominan menyajikan unsur instrumen maka dikatagorikan kerawitan gending.
Lumrahnya agar dapat memainkan gamelan angklung Bali belajar secara otodidak,
atau secara turun temurun makanya angklung Bali itu di era era ini kian
tergerus zaman, dapat dikatakan di kalahkan oleh jenis kerawitan lainnya yang
latah di ajarkan lewat pendidikan formal, contohnya banyak diciptakan aneka
jenis tabuh tarian-tarian modern. Ketahuilah juga, angklung Bali itu merupakan
suatu jenis kelompok/sekaa (bhs.Bali) yang mana kebanyakan dari sekaa itu berawal dari sejenis kelompok suka
duka di Bali, salah satunya ada sekaa semal
(kelompok pemburu tupai), para
anggota kelompok tidak jarang membeli peralatan gamelan angklung dengan
mencicil/ seke bedik (bhs.Bali) . Dengan urunan yang tidak banyak mereka
membeli gamelan pokoknya dahulu, kemudian mereka acap tampil/keupah (bhs.Bali)
tentu memperoleh uang. Dari hasil upah tampil itulah mereka membeli alat musik angklung berikutnya hingga lengkap menjadi
satu barung. Angklung Bali itu juga merupakan salah satu serana penting saat
saat ritual keagamaan Hindu di Bali,
misalnya saat upacara ngaben, potong gigi, serta lainnya.
No comments:
Post a Comment