Sebagai manusia yang merupakan ciptaanNya yang
paling sempurna, memang tiada henti hentinya berkarya atau inovasi tiada henti.
Inovasi itu dalam segala jenis aktivitas keseharian yang inti utamanya sama
yakni terus berusaha agar hari ini lebih baik dari kemarin, serta esokpun lebih
baik dari hari ini demikian seterusnya. Maka tidaklah mustahil, kini kita semua
beradana di era modern, era komputer, era serba online yang kesemuanya tercakup
indah dalam istilah era mengglobal nan serba instan, maka tidak heran android
berkata “dunia dalam genggaman”. Peradaban manusiapun demikian jua misalnya
yang terbilang kuno pada zamannya dahulu riil ada era suatu zaman
Yunani-Romawi, Bangsa Mesir Kuno yang hingga di zaman ini tetap terkenal dengan
karya besarnya yang bernama mumi terkait erat lengket dengan piramidnya,
berbagai ceritra menarik pernah tersebar ke seantero jagat tentang mumi dan piramid
itu. Ketahuilah bangsa Mesir kuno membuat mumi karena mereka percaya dalam
kehidupan setelah kematian, seseorang membutuhkan tubuhnya tetap utuh untuk
digunakan di akhirat, merupakan suatu keyakinan pada suatu tempat oleh
sekelompok bangsa. Adapun proses pembuatan mumi bukanlah sesuatu yang baku.
Seiring dengan perkembangan zaman, metode baru terus ditemukan untuk
menyempurnakan metode sebelumnya. Pada awalnya dahulu, orang Mesir kuno membuat mumi dengan hanya
membungkus mayat menggunakan banyak lapisan perban linen, kemudian seiring
inovasi tiada henti maka ditemukan cara baru dengan metode baru yaitu dengan
merendam perban linen dalam resin yang membuat kain linen mengeras.Kain
linenpun mengeras menjadi semacam
cangkang yang melindungi mumi sehingga terhindar dari paparan udara luar.
Dengan cara ini ini juga memungkinkan untuk mencetak wajah mumi sehingga nampak
lebih realistis.
Sejalan dengan waktu proses pembuatan mumi
semakin sempurna dengan ditemukannya natron atau sejenis garam alami, cara pembalsemanpun
ditemukan, yang namanya proses pembusukanpun tercegah. Namun demikian bagian
organ dalam masih tetap harus dikeluarkan, kecuali jantung. Acap juga, mayat diolesi dengan minyak dan rempah-rempah
sebagai bagian dari proses pembalseman. Ada masker berbahan resin yang mengeras acap ditempatkan di atas
kepala dan bahu mumi agar mereka memiliki identitas yang dapat dibedakan di
akhirat, demikian sebagian dari kepercayaan mereka. Pemakaman baru bisa
dilakukan setelah waktu dua bulan, karena proses pemumian butuh waktu enam
puluh hari. Terkait dengan mumi serta yang lainnya yang berkatagori lama dalam
artian usia puluhan atau ratusan tahun, arkeologlah yang deminan berperan karena
itu bidangnya, penelitian. Mereka itu umumnya merupakan suatu tim saat
melaksanakan tugasnya, penelitian untuk kepentingan kemanusiaan, mulia memang
tugas mereka.
Arkeolog
itu mendunia, di tahun 2017 tim arkeolog Rusia menemukan mumi yang masih awet
dari era Yunani-Romawi dalam sebuah peti mati kayu dimana penutup peti telah
rusak dan bagian bawahnya ada retakan, di selatan Kairo.Penemuannya dekat kota New
Fayoum sekitar 80 kilo meter diselatan ibu kota Mesir. Sebuah mumi yang masih
awet ditemukan terbungkus kain dengan wajah tertutupi topeng berwarna biru dan
emas. Ditemukan di dekat sebuah biara pada suatu desa, Qalamshah.
Diinformasikan di Tabloid Pendidikan Indonesia volume 8, November 2017, bahwa tim
arkeolog dari Rusia itu telah beroprasi di tempat tersebut sejak tujuh tahun
lalu (2010).-
No comments:
Post a Comment