“ Yang utama sebagai
pengayom itu adalah pemimpin “
Walau nyata-nyata hanya berupa impian untuk dapat kekal
sepanjang zaman, namun yang namanya optimis itu mesti dikedepankan demi tidak
menyerahnya kita sebagai manusia (generasi bangsa) dari Bali, sebagai mahluk Tuhan yang paling
sempurna kita para orang-orang dari
tanah Bali harus punya komitmen maka dengan kekuatan peradaban etika serta
budaya yang ada di Bali, kita para orang-orang Bali harus bisa hidup bertahan
dalam berbagai era.
Sebagai generasi bangsa besar NKRI yang berasal dari Bali,
bukan hanya cuma berangan-angan dapat eksis bertahan sepanjang tahun, tapi kita
juga harus tetap eksis menjaga identitas
diri orang Bali yang tiada duanya, kreatif juga amat penting agar para generasi
Bali tidak menjadi korban modernisasi lebih-lebih termaginalkan di era
perkembangan zaman. Kita para orang-orang Bali yang notabene sebagai penganut
Hindu nan taat, tetap memohon keradiratNya semoga kedepannya ada pengayoman nan
jelas, terukur, dan riil dalam menjamin para manusia Bali bisa bertahan
sepanjang zaman. Kiranya disinilah salah satu bukti kongkrit di tanah sorga itu
perlu ada suatu pemimpin nan tegas, yang secara utuh dapat memahami keberadaan
para manusia Bali, juga harus mampu membangun kecerdasan para manusia Bali yang demikian kukuhnya menjaga keajegan aneka
tradisi yang pernah ada di Bali, serta sedemikian tegarnya membela tri hita karana.
Di Tanah Bali itu orang-orang sejagatpun tahu, kalau disana ada yang namanya
hak-hak tradisional manusia Bali (baca Hindu BalI), misalnya ada aneka tempat yang disuci sakralkan riil ada laut ( pantai,
teluk, dan lingkungannya )
Dapat bertahan itu modal utamanya adalah kekuatan, maka penguatan identitas manusia Bali amat
diperlukan. Uniknya tanah Bali dengan aneka tradisinya yang lestari, budaya nan
tinggi, juga adat isti adat perlu dilestarikan dikembangkan . Tidak
tersangkal, karena di era-era post
modern keunikan suatu budaya sebagai identitas bangsa merupakan barang langka.
Semoga sekian zaman kedepan dengan
kekayaan budaya kita sebagai orang Bali, kita dapat tetap berkicau berceloteh
menghadapi persaingan global. “
astungkara “
No comments:
Post a Comment