pada penjor digantungkan juga jejaitan bulan, matan ai, jan, temuat, ketipat kukur sepasang, juga sampian beserta ketipat kukur yang tengah mengeram telur. |
pada penjor digantungkan juga jejaitan bulan, matan ai, jan, temuat, ketipat kukur sepasang, juga sampian beserta ketipat kukur yang tengah mengeram telur. |
Kita kembali ke Desa Wisata Belimbing, desa kelahiran saya ; Sebagai penyandang desa wisata salah satu
kebanggaan kabupaten Kota Pelangi
Tabanan, aneka ritual keagamaan Hindu juga lestari di Desa Belimbing misalnya
ritual keagamaan yang berkaitan erat dengan rutinitas aktivitas para petani
warga desa. Semestinya kita semua tidak apreori munafik jika berbicara tentang
ritual salah satu agama di NKRI ini, karena adanya ritual keagamaan itulah yang
namanya budaya (baca kebudayaan) di Nusantara ini kian kaya model. Nusantara
itu dari sejak nguni warganya mayoritas sebagai petani, julukan negeri
agrarispun tersandang. Sebagai warga agraris yang notabene juga percaya akan
adaNya yang umumnya ungkapan rasa syukur tak pernah putus akan anugrahNya maka
tidaklah mengherankan yang namanya tradisi / aneka ritual agraris juga
terlakoni dalam aneka aktivitas bertani misalnya di Bali ada istilah
mebiyukukung, mebanten mule / nuasen nandur, dan ritual agraris lainnya.
Khususnya di Desa Belimbing, Kecamatan Pupuan, Kabupaten
Tabanan Bali (Bali Selatan) ritual
agraris mebiyukukung itu lebih dikenal dengan istilah maben. Tradisi
mebiyukukung/maben di laksanakan saat menjelang panen ( saat padi telah menguning ). Upacara
mebiyukukung/maben ini sejatinya lebih tepat dikatakan sebagai ungkapan rasa
syukur para petani atas limpahan rahmatNya yang riil burupa padi yang siap
untuk dipanen, selain itu para penganut Hindu nan taat itu juga percaya akan
adanya yang menjaga keselamatan tanaman padi di sawah hingga sampai
menghasilkan padi, maka etikapun juga dijalankan. Mebiyukukung/maben itu juga
sebagai serana memohon izin kepadaNya untuk nantinya padi yang telah masak
(kuning ranum) akan di panen.
Sedikit tentang kelengkapan serana ritual agraris
mebiyukukung/maben khususnya di Desa Belimbing. Seperti lazimnya ungkapan
syukur umat Hindu akan anugrahNya acap disertai dengan penjor (bambu berhiaskan
janur) kala ritual agraris
mebiyukukung/maben di laksanakan juga dibuat sebuah penjor lengkap beserta
sampiannya yang berisi ketipat kukur yang tengah mengeram telur, di penjor juga
ada jejaitan yang dinamai bulan, matan ai (matahari), jan (tangga), temuat, dan
ada juga ebeg. Sedangkan serana
bantennya dilengkapi dengan aneka jenis ketipat yang lumrah disebut “ketipat
sri-rian “ diantaranya ada ketipat sri
genep, sri negak, sri lepet serta yang lainnya. Dibilang unik juga boleh,
karena pada saat melaksanakan ritual agraris mebiyukukung/maben wajib ada janur
sebagai serana penjor dan menghias tempat suci (sanggah di sawah).
No comments:
Post a Comment