Kita semua tahu, ada ratusan bahkan ribuan jenis peyakit di dunia ini yang memiliki berbagai tife dan
ciri-ciri jika manusia atau binatang terjangkit suatu penyakit. Diantara
kesekian penyakit itu, sebelum di rasakan sakitnya oleh manusia banyak pada
awalnya berupa serangan dari beberapa jenis virus, diantaranya ada virus yang
berasal dari genus lyssavirus yang dalam bahasa Yunani berarti
mengamuk/kemarahan. Virus dimaksuksud penyebab penyakit rabies, yang berasal
dari bahasa latin “rabere” yang berarti
marah. Virus ini terkenal rentan menyerang sistim saraf pusat aneka hewan
berdarah panas juga manusia. Yang
namanya kita—kita ini sampai tertular virus
penyebab rabies adalah lewat gigitan hewan hewan perantaranya
diantaranya anjing ( 98%). Tidak hanya anjing yang menjadi jembatan tularnya, namun
ada juga kucing (2%) , serta kera (2%). Amat penting untuk kita ketahui,
bahwasanya semua hewan berdarah panas rentan terhadap rabies itu artinya
semuanya dapat sebagai perantara penularan rabies ke manusia.
Di seluruh wilayah bumi pernah ada yang namanya penyakit rabies itu,
khususnya di Indonesia penyakit rabies itu pertama kali ditemukan pada tahun
1884 di Jawa Barat pada seekor kerbau. Dan di tahun dua ribuan, yang namanya
penyakit rabies pernah menggetarkan jala keamanan Bali, dan saat itu
Pemerintahkan Daerah Tingkat Satu Bali mengklaim telah mengeluarkan dana yang
tidak tanggung tanggung demi menghilangkan/ meminimalisir amukan virus virus
menyebab rabies itu. Semua penyakit wajib kita waspadai, tidak hanya penyakit sejenis
aids tapi rabies juga. Sebagian besar dari kita semua, kurang memiliki
pengetahuan tentang pencegahan rabies yang diantaranya menyangkut tentang deteksi serta penanganan kasus
gigitan aneka binatang perantara rabies. Jika yang namanya penyakit rabies sampai
tertular kepada manusia, akan memiliki gejala ;
1. Penderita akan merasa demam, lemah, mual, serta tenggorokan terasa
sakit dalam beberapa hari (fase
prodromal). 2. Penderita akan mulai merasakan nyeri, panas, kesemutan, cemas
juga kian peka dengan ransangan sensorik /rasa takut akan sinar yang
terang,takut air, peka dengan suara keras (fase Sensoris) 3. Penderita mulai mengeluarkan air liur dan
air mata yang berlebihan juga pupil mata
membesar , semua gejala ini terus berlangsung hingga penderita meninggal (fase eksistasi). Serta fase berikutnya
berupa kelumpuhan pada penderita ( sebagian besar penderita meninggal sebelum
mengalami kelumpuhan).
Sumber bacaan : majalah bali post 179.
No comments:
Post a Comment