Apa yang dinamakan tajen atau beranangan oleh warganya nusa
kecil itu? Yang dinamakan tajen atau beranangan oleh para warga Bali khususnya
para lelaki pribuminya adalah sabungan ayam, merupakan salah satu bentuk
perjudian yang merakyat dari sejak lampau. Dengan mengadu ayam jantan/ manuk
(bhs.Bali) yang sebelumnya telah dipersenjatai taji serupa pedang tapi kecil
pada salah satu kaki ayam yang diadu. Ayam jantan aduan itu, mereka menyebutnya
kurungan karena sebelum di diadu di arena tajen ayam itu dikurung/dipelihara secara
telaten dalam sebuah sangkar khusus yang disebut guwungan ( guwungan siap).
Sejatinya tentang tajen atau beranangan itu tidaklah ada bedanya yang
prinsipil, Cuma dibedakan antara jumlah peserta petaruh/ bebotoh (bhs.Bali)
saja. Kalau tajen itu biasanya jumlah petaruhnya lumayan banyak hingga ratusan
orang dan berita tentang akan diadakannya tajen itu tersiar hingga ke lain desa
(desa-desa tetangga bahkan hingga ke lain kecamatan), namun yang dinamakan beranangan itu sesungguhnya sama,
sama-sama bertaruh orang bali bilang “ ngetohin siap” hanya saja jumlah petaruh/bebotohnya tidak
sampai ratusan orang itupun biasanya diadakan oleh orang sekampung.
Yang namanya sabungan ayam itu, kalau dikatakan berupa salah
satu budaya rasanya tidak terlalu salah, karena budaya itu merupakan kebiasaan
manusia dari zaman dahulu dan bertahan hingga kini, demikianlah adanya tentang
sabungan ayam itu. Sabungan ayam itu kalau kita tidak munafik, merupakan salah
satu budayanya bangsa Indonesia, karena dari eranya Singasari kerajaan yang
pernah besar di Nusantara ini yang namanya sabungan ayam (mengadu ayam jantan)
telah terlakoni diantaranya oleh Anusapati anaknya Ken Dedes ( info dunia internet). Di tempat lain
masih di kawasan Nusantara, di zamannya dahulu ada seorang tokoh terkenal yakni
Sultan Hasanudin yang menyandang gelar
Ayam Jantan Dari Timur. Khususnya sabungan ayam di tanah Bali, banyak
sumber mengatakan berawal dari keperluan ritual keagamaan Hindu yang di sebut
tabuh rah, yakni diperlukannya ceceran darah binatang segar (ayam) seusainya
sebuah ritual keagamaan. Untuk keperluan itulah pada awalnya dahulu diadakan
ayam aduan yang dipersenjatai pedang kecil (taji) pada salah satu kakinya.
Tentang tabuh rah di Bali konon tertera pada prasasti Batur dan Prasasti
Batuan, ini membuktikan tradisi mengadu ayam itu sudah dilakoni oleh orang Bali
dari sejak nguni.-
No comments:
Post a Comment