Yang namanya ajaran Hindu banyak
bagiannya, diantaranya ada yang dinamakan swadharma/kewajiban, punia/mepunia
(amal sedekah), yadnya/ korban suci yang disertai ketulus iklasan, dan ada juga
istilah melukat. Untuk istilah yang satu ini, para insanNya di luar umat
sedharma (baca Hindu) amat jarang bahkan tidak pernah di dengar. Melukat itu
merupakan ritual keagamaan Hindu untuk tujuan pembersihan diri lahir bathin
diantaranya dengan melukat aura tubuh akan menjadi prana/energi yang lebih baik
demi melakoni kehidupan ( makan untuk hidup). Lebih lanjut, tentang saat yang
baik untuk melukat itu adalah saatnya bulan penuh, atas kuasaNya tujuan melukat
itu akan tercapai lebih baik kala bulan purnama utamanya purnaning sasih kedasa
atau pernamaning sasih kapat, tapi tidak jarang terjadi melukat itu dilakukan
kala hari kelahiran/peweton/otonan.
melukat |
Kutipan tentang : Memahami 'Melukat'
Oleh : Ciwa Murthi Ardanareswaray
'Melukat' adalah bagian dari Manusa Yadnya (korban suci yang didedikasikan untuk manusia) upacara. Melukat bertujuan untuk membersihkan dan memurnikan tubuh manusia dan jiwa untuk mencegah malapetaka, nasib buruk dan penyakit. Malapetaka yang disebabkan oleh kegiatan diperoleh dan dosa, baik yang berasal dari sisa dari riwayat sebelumnya (dalam kehidupan masa lalu / sancita karmaphala) atau dari tindakan dalam hidupnya sekarang (prarabda karmaphala).
Melukat berasal dari kata "lukat", berasal di Bali-Kawi (bahasa Jawa kuno) kamus berarti "bersihin, ngicalang" (dalam bahasa Bali) "untuk membersihkan atau dimurnikan (dalam bahasa Inggris). Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata 'lukat' artinya 'melepaskan' (untuk melepaskan beberapa hal), kemudian mendapatkan 'saya' awalan menjadi 'melukat', yang berarti melakukan pekerjaan untuk melepaskan sesuatu yang 'negatif' dalam tubuh dan jiwa , melalui ritual keagamaan.
Arti 'Melukat'
The 'melukat' ritual berarti sebagai upaya mencapai pemurnian diri. Upaya ini harus dicari sesuai dengan Lontar (palmleaf kitab suci) "Dharma Kahuripan" yang pada dasarnya menggambarkan bagaimana "pemeliharaan rohani manusia", mulai dari rahim sampai akhir hidupnya.
Dengan demikian, upacara melukat dapat dilakukan berkali-kali, sesuai dengan situasi dan kebutuhan dan tujuan. Melukat berarti sebagai pembersihan dan pemurnian dalam spiritual dan fisik, seperti yang tertulis dalam Manawa Dharmasastra naskah, Bab V ayat 109, menyatakan sebagai berikut:
"Adbir gatrani cuddhayanti manah satyena cuddhyati, vidyatapobhyam buddhir jnanena cuddhyatir"
Berarti
"Tubuh dicuci dengan air, pikiran dibersihkan dengan kejujuran, membersihkan jiwa dengan ilmu pengetahuan dan tapasya, wajar dibersihkan dengan kebijaksanaan. "
Makna mendalam dari ayat ini diberitahu bahwa melukat di penggunaan air untuk membersihkan tubuh fisik (Sekala) dan psikologis (niskala), sedangkan untuk media menggunakan "Tirtha Penglukatan", yang pertama kali diajukan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa ) berkat pertama, melalui doa, (puja) ibadah dan (mantra) mantra oleh seorang pemangku, Peranda).
Semoga bermanfaat.
Om Santih,Santih,Santih,Om.
No comments:
Post a Comment