Utamanya
di Bali telah banyak pura dijadikan destinasi kunjungan wisman Wisnu, keberadaan
pedagang kaki lima lalu lalang hingga ke pelataran pura menjajakan dagangannya,
perlu kiranya ditertibkan apa lagi diantara mereka banyak yang non Hindu,
dengan tujuan kongkrit fungsi awal pura sebagai kawasan suci umat Hindu kembali
terwujud. Terjaganya kesakralan pura harga mati, yang harus dipertahankan
karena pura itu kawasan spiritualitas bukan demi kepentingan komersial berbasis
profit, itu PASTI !!
|
pura tempat suci umat Hindu, kesuciannya harga mati |
Sesungguhnya dunia pariwisata itu tidaklah terlalu salah jika
dikatakan dunia yang gemerlap, karena tidak jarang dari mereka-mereka yang
menjadi mampu oleh dunia pariwisata, demikian
jualah buanyak daerah di bawah kolong langit ini memperoleh pendapatan daerah
yang lumayan karena daerah tersebut merupakan kawasan destinasi wisata populer.
Langsung bidik saja Pulau Bali misalnya, sedemikian menggemanya namanya di
telinga para wisman seakan-akan berita tentang keunggulan tanah Bali
dipantulkan oleh lingkaran dinding batu sehingga menggaung, ini riil adanya.
Pulau Bali itu sedemikian keloktahnya, karena di seluas-luasnya kawasan Bali
ada ribuan duplikat sorga yakni pura, jadilah Bali itu pulau seribu pura.
|
pura tempat suci umat Hindu, kesuciannya harga mati |
|
|
pura tempat suci umat Hindu, kesuciannya harga mati |
|
Pura itu merupakan tempat sembahyangnya para penganut Hindu
nan taat, jadi merupakan tempat suci yang disucikan tentang kesuciannya harga
mati. Karena sebagian besar daya imajinasi seni penganut Hindu tercurah di
tempat sucinya, maka tidaklah mengherankan jika semua pura itu (tiada
terkecuali) nampak indah berwibawa, nuansa juga aura relegius sedemikian
besarnya terasa dari sebuah pura, utamanya di rasakan oleh orang-orang
berpikiran jernih semisal para pencinta meditasi, lebih-lebih pura yang ada di tanah
Bali yang jelas-jelas terkontaminasi taksu Bali. Menjaga kesucian tempat suci
yang rada-rada di kunjungi banyak orang memang lumayan sulit utamanya dari
tumpukan aneka sampah. Namun orang-orang Bali (penganut Hindu Bali) menyadari
serta memaklumi tentang itu asalkan keseterilan yang prinsip tetap terjaga
kalau para turis mengunjungi sebuah pura, contohnya : turis itu tidak sedang
datang bulan atau baru datang dari tempat kematian serta amat di sarankan
berpakaian sopan tentunya. Disamping itu semua, Parisada Hindu Dharma Indonesia
(PHDI) telah berbuat, dengan mengeluarkan sebuah keputusan yang bernomor :
11/Kep/I/PHDIP/1994 tanggal 25 -01- 1994 yakni merupakan “bisama tentang
kesucian pura”. Di keputusan itulah tertetapkan, bahwa kawasan suci meliputi :
gunung, danau, campuhan (pertemuan antar sungai), pantai, juga laut. Dengan
maksud, agar lingkungan pura dalam jarak tertentu dijaga agar jangan sampai
tercemar. Yang mana kesemuanya bisa mengganggu konsentrasi umat bersembahyang
di pura, baik dalam bentuk pandangan, penciuman, bunyi-bunyian yang tidak ada
hubungannya dengan ritual persembahyangan.
No comments:
Post a Comment