“ Seyogyanya ke Pura Puncak Mundi dahulu baru ke Pura Dalem
Peed.....
Hingga di era yang serba canggih ini masih tetap belum dapat
dipercaya 100% apa-apa yang telah
terjadi ratusan tahun lampau, itu fakta. Namun jika tentang suatu keyakinan
ntah lantaran apa kita semua jadi percaya dan kepercayaan itu tidak jarang
menimbulkan rasa kagum juga bangga akan yang telah lampau itu, ntah karena kita
merasa dari bagian kisah masa lalu itu atau ntah kenapa?
Khusus pada kalangan umat Hindu, telah lumrah ada ceritra
para Dewa turun ke bumi menjelma jadi manusia, itulah yang telah terjadi pulau
Nusa Pandita yang kini tenar dengan nama Nusa Penida. Diyakini terjadi pada
tahun saka 50 Batara Siwa turun ke dunia menjelma jadi manusia di sekitar
Puncak Bukit Mundi yang merupakan
dataran tertinggi di pulau kecil itu. Batara Siwa diyakini menjelma jadi
seorang pendeta besar nan pradnyan, beliau bernama Dukuh Jumpungan terkenal
sakti tiada tanding, orang Bali bilang mawisesa tahu/wikan akan segala macam
ilmu sastra. Seperti keyakinan Hindu
umumnya jika salah satu dewa turun kebumi tentu berpasangan, pasangannya yakni
sakti dari dewa yang bersangkutan, karena Batara Siwa yang mejelma maka
pasangannya adalah Dewi Uma, ya seorang dewi yang menjelma jadi wanita
jelita. Dengan demikian Dukuh Jumpungan
kala itu beristrikan Ida Bhatari Ni Puri (penjelmaan Dewi Uma), sesuai waktu
yang terus berlalu tibalah saatnya tahun Saka 90, istri Dukuh Jumpungan
melahirkan seorang putra bernama I Merja. Keturunan dari I Merja inilah yang
diyakini menjadi awal sejarah terbentuknya kesekian pura yang ada di Nusa
Penida, yang di awali dengan didirikannya Pura Puncak Mundi.
Pura Puncak Mundi merupakan pura penataran Agung dengan
bagian-bagiannya ( jaba sisi,jaba tengah, dan jeroan ). Bila para umat Hindu
yang hendak sembahyang / tirta yatra ke Nusa Penida urutan tangkilnya persembahyangan
di Pura Puncak Mundi yang pertama kali sebelum
ke pura Dalem Peed. Di pura Puncak Mundi bersthana Ida Batara Lingsir, yang
mana pura yang satu ini terdiri dari tiga pura pelebahan ( pura Beji, pura Krangkeng, dan Pura Puncak
Mundi ). Pura Beji merupakan tempat persembahyangan pertama sebelum ke
pura-pura yang lain, misalnya pura Krangkeng dan Pura Puncak Mundi, lanjut ke
Pura Dalem Peed. Di desa Batu Kandik lokasi pura Penataran Agung Puncak Mundi,
setiap 210 hari sekali (sesuai pawukon Hindu Bali) piodalan/petoyan di Pura
Puncak Mundi yakni pada : Rabu/Buda Umanis Perangbakat.-
Sumber bacaan
: majalah bali post 113.
No comments:
Post a Comment