salah satu bentuk Daksina |
Banten itu sangat
artistik, penuh makna dan langsung diambil dari unsur-unsur alam.
Dari kesekian umatNya yang selalu ingat mendekatkan diri /
berhubungan denganNya paling tidak dengan tujuan bersyukur diantaranya ada
sekelompok manusia yang jadi satu warga aliran kepercayaan. Tuhan menunjukkan banyak jalan / keyakinan untuk dapat selalu
mendekatkan diri denganNya diantaranya ada Islam, Kristen, Budha, dan Hindu
serta kesekian jenis keyakinan yang lain. Dari agama-agama yang diwahyukan
Tuhan, Hindulah yang memakai serana upacara yang disebut upakara/banten. Banten itu banyak jenisnya,
sesuai tingkatannya mulai dari canang sari, banten taksu, ketipat, daksina, dan seterusnya hingga banten
yang bernama banten soroan. Umumnya serana upacara orang Hindu yang lebih
besar yang dapat disebut asoroh (banten
esoroh) tentu berisi yang namanya daksina dengan berbagai kelengkapannya.
salah satu bentuk Daksina |
Khusus tentang daksina; daksina itu tiada lain sebagai
pelinggih/sthana Hyang Widhi saat dipuja dalam segala prosesi keagamaan Hindu /
upacara keagamaan. Banten daksina itu
terdiri dari beberapa jenis kelengkapan diantaranya ada serembeng/wakul, tapak
dara/tapak liman, tampilan/porosan, beras, buah kelapa, telur, uang kepeng,
benang putih, canang sari/canang genten, dll. Adapun kesemuanya itu memiliki
arti/makna sesuai dengan keyakinan umat Hindu. Serembeng/wakul /bedogan
diyakini sebagai simbulnya bumi/buana agung, tapak dara/tapak liman
melambangkan swastika diyakini sebagai lambang rwabineda simbul keseimbangan antar siang dan malam,
Tampilan/porosan diyakini sebagai lambang saling asih, beras dalam daksina
sebagai lambang bayu akasa/ kekuatan,
buahnya kelapa dilambangkan Sanghyang Raditya/matahari sebagai saksi di
dunia, telur mentah sebagai lambang Sanghyang Candra/bulan, Uang kepeng/bolong melambangkan keadaan sunia/kosong/embang,
benang putih pada daksina melambangkan Sanghyang Akasa/mbun, dan canang
sari/canang genten lambangnya para dewa. Tiada terpungkiri karena pembuatan
banten itu tidak ada teori yang baku maka banten apapun itu, di suatu tempat
dengan tempat yang lain tentu ada yang namanya lebih kurangnya, tapi yang utama
dalam suatu keyakinan adalah niat iklas tanpa pamrih, dengan perasaan
suci/nirmala.
No comments:
Post a Comment