Hindu atau kaum Hinduisme mengenal suatu tradisi
spiritual yang meyakini bahwasanya Hyang Widhi atau Tuhan itu memiliki suatu
kepribadian nan feminim / lasimnya ada yang menyebutnya sebagai Dewata
Perempuan. Dewi atau digambarkan sebagai seorang dewi, dikalangan Hindu Dewi
itu tidaklah lain merupakan manifestasi pengetahuan dan kebijaksanaan yang
tertinggi. Misalnya ada Dewi Saraswati sebaga saktinya Dewa Brahma merupakan
dewi pengetahuan, ada Dewi Sri/Dewi Uma merupakan saktinya Dewa Wisnu pemberi
kemakmuran, Dewi Parwati/Dewi Durga saktinya Dewa Siwa. Secara umum bentuk feminim
seorang dewi digambarkan amat cantik,
anggun mempesona, dengan suatu tujuan agar dapat mewakili kualitas daya tarik
pengetahuan tentang Tuhan/ketuhanan. Tidak jarang dalam berbagai usaha
spiritual dewi direnungkan sebagai sumber inspirasi juga samudra pengetahuan,
diyakini Dia adalah guru yang menuntun dari dalam untuk meraih kebijaksanaan
menyingkap kebenaran sejati.
Dalam Hindu ada kata Om, lumrah juga di sebut pranawa
merupakan suatu aliran kehidupan dariNya yang asli murni. Bentuk maskulin Om
tidaklah lain adalah Hyang Widhi, sedangkan aspek feminimnya adalah seorang
Dewi, dewi sesuai dengan situasi juga kondisi. Contoh riilnya di dalam
keseharian para umat manusia mengalami berbagai masalah / cobaan dalam hidup.
Dalam mengarungi bahtra kehidupan itulah para umat manusia (kaum Hindu) akan
senantiasa/tidak jemu jemunya berdo’a kepadaNya. Diantara kesekian jenis
saktinya Dewa yang dipercaya akan mampu memberikan jalan keluar dalam masalah
kehidupan ada yang di sebut dengan nama Dewi Tara, diyakini sebagai pemberi
taraka bagai perahu menyeberangkan manusia dari lautan samsara. Kata tara
berasal dari kata tri (Sanskrit) punya arti melintasi. Dengan demikian Dewi
Tara amat diyakini sebagai dewi penyelamat yang bisa dimohonkan rahmatNya dalam
mengatasi/melintasi segala rintangan hidup. Tidak jarang dalam keseharian uma
Hindu dewi yang satu ini selalu diingat sebagai seorang dewi nan pemurah dalam
mengatasi aneka rintangan hidup, mereka akan berdo’a menyebut menyebut nama
Dewi Tara sambil tengadah ke langit. Mungkin karena diyakini Dewi Tara itu
adalah sama dengan Dewi Bintang, tri/tara juga berarti berpencar ( bintang di
langit nan biru itu kelihatannya seperti cahaya berpencar).
No comments:
Post a Comment