Semua agama/ aliran kepercayaan yang mengakui bahwa
Tuhan itu ada mengakui pula bahwa pada zamannya masing-masing dulu ada tokoh
panutan yang dikagumi dicontoh oleh para penganut agama / ajaran ketuhanan itu.
Mereka semua itu di katagorikan para orang suci, sedikit tidaknya mereka itu
diyakini sedemikian dekatnya denganNya dan diyakini pula dapat berhubungan dalam artian berkomunikasi langsung dengan yang diatas sana.
Khusus pada penganut ajaran ketuhanan yang bernama
Hindu/agama Hindu diantara kesekian orang-orang panutannya / orang-orang yang
dianggap suci diantaranya ada yang disebut Rsi. Rsi itu adalah orang yang atas
usahanya melakukan tapa yoga semadhi, memiliki kesucian dan dapat menghubungkan dirinya/berkomunikasi dengan
Hyang Widhi bahkan telah mencapai moksa sehingga dapat melihat aneka hal yang
telah lampau, yang sekarang, dan yang akan datang, dengan kata lain Rsi itu telah
dapat melepaskan dirinya dari semua ikatan keduniawian. Sungguhlah besar
jasa-jasa para Rsi itu, yang dengan rela hati tulus iklas tiada pamrih mengajar
dan menuntun umat manusia ke jalan yang benar sesuai petunjukNya.
Dari sejak nguni antara perkembangan dan penyebaran
agama Hindu ke seantero buana tidaklah dapat dipisahkan dengan yang namanya
orang sucinya diantaranya para Rsi. Dan diantara kesekian Rsi yang berjasa
dalam perkembangan agama Hindu ada yang bernama Rsi Agastya. Sesuai dengan
pustaka purana beliau dilahirkan di Kasi (Benares) sebagai penganut Siwa nan
taat, beliau pulalah sebagai pemegang obor dan pemberi penerangan suci ke semua
pelosok. Konon beliau meninggalkan kota Kasi ke arah selatan sebagai dharma duta menyebarkan
agama Hindu. Tiba di India selatan, para asura beliau tahlukkan dan oleh karena
ajaran-ajaran dharmanya menjadikan daerah selatan tempat perkembangannya
dharma. Kemuliaan dan ketenaran nama
beliau menyebar luas hingga ke India
belakang dan terus ke Nusantara wilayah yang terkenal subur hijau. Di India
belakang nama beliau banyak dicantumkan pada prasasti-prasasti. Sedangkan di
Indonesia nama besar Rsi Agastya dicantumkan pada prasasti Dinaya/Dinoyo, dan
pada beberapa kesusatraan kuno. Saking termasyurnya nama beliau, maka beliau
juga disebut Bhatara Guru sebagai perwujudan Siwa, bahkan seorang penguasa/raja
yang bernama Gajayana membuat pura suci nan indah untuk beliau. Pada pura
itulah sang raja memohon kekuatan suci guna mengatasi kekuatan yang gelap.
Tidak hanya itu, di Porong Jawa tengah pada sebuah prasasti di sebutkan ; “ selama matahari dan bulan ada di
cakrawala dan selama dunia dikelilingi oleh empat samudra, selama dunia ini
dipenuhi oleh hawa selama itu pula ada kepercayaan kepada Maha Rsi Agastya”
Demikian diantaranya berbagai ungkapan rasa hormat para penganut Hindu kepada
Maha Rsi Agastya, dharmayatra / dharma duta beliau sedemikian agung dan mulianya
sehingga para umat banyak yang mengokohkan tentang perjalanan suci beliau
dengan dengan sebutan “Agastya Yatra” artinya perjalanan suci yang tidak
mengenal kembali dalam pengabdiannya untuk dharma.-
Sumber bacaan : buku upadesa tahun 1978.
No comments:
Post a Comment