beberapa contoh topeng/tapel |
Memang sudah demikianlah kodratnya manusia itu
diciptakan olehNya sebagai mahluk sosial yang punya peradaban yang sedemikian
tinggi, sebodoh-bodohnya manusia tetap lebih pintar dari mahluk lain
ciptaanNya. Itu semua nyata terlihat dari manusia pertama atau saat manusia
memasuki peradaban suku bangsa primitip. Semakin jelas kelihatan bahwa manusia itu adalah merupakan ciptaanNya
yang berbudaya dalam artian memiliki rasa seni.
Saat kehidupan manusia mulai memasuki peradaban
primitip, manusia itupun mulai tumbuh rasa hormatnya kepada leluhur diyakini
pula di era primitip itu manusia mulai percaya akan adanya roh yang mendiami
semua benda khususnya benda benda yang terbilang besar misalnya : batu besar,
pohon besar, dan yang lainnya. Kehidupan mereka berpindah-pindah dari gua ke
gua dalam hutan yang didominasi nuansa kubuasan. Di sela-sela kesibukan mereka
mencari makan demi menyambung hidup, di sanalah pimikiran mereka tumbuh kian
panjang hingga akhirnya muncul ide untuk mewujudkan rasa hormatnya kepada
leluhur. Diyakini bahwa mereka mulai belajar menggambarkan wajah para
leluhurnya, imajinasinyapun berkembang maka berhasillah diciptakan yang namanya
topeng, ya topeng sebagai serana untuk menunjukkan rasa hormatnya kepada
leluhur. Sesuai penilaian mereka, bila benda-benda memiliki roh dengan kekuatan
tertentu, begitulah leluhur yang telah tiada harus dibuatkan perwujudannya.
Maka sejak era itu topeng/tapel (bhs.Bali) sebagai wahana bersemayamnya roh
leluhur mereka yang direalisasikan dalam berbagai wujud/rupa. Hingga waktupun
terus berlalu zaman kian berganti maka keyakinan manusia kian tebal dimana rasa
seni (baca kebudayaan) berintegrasi dengan kepercayaan bahwa segala sesuatu
yang memiliki energi diyakini dapat mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan
usaha manusia dalam mempertahankan hidup hingga saat manusia memakai agama
sebagai suluh hidupnya.
Khususnya di tanah Bali, yang keloktah nian dengan
budaya yang sedemikian tingginya topeng/tapel itu telah dijadikan suatu
pertunjukan dengan sebutan tari topeng sebagai tarian upacara yang
dikatagorikan seni sakral sejak zamannya raja bali kuna (Bali Kuno) Sri Kesari
Warmadewa. Dalam perkembangan kebudayaan Bali, topeng digambarkan memiliki berbagai
karakter dan ditarikan dengan busana serta diiringi musik/gamelan yang khusus.
Pada kesehariannya khususnya yang terjadi di Bali, topeng/tapel yang awalnya
merupakan gambaran/perwujudan nenek moyang/leluhur, lalu disakralkan (banyak
yang dipasupati) dalam bentuk arca. Hindu Bali jamak orang tahu, di setiap
prosesi keagamaannya tentu menyajikan yang namanya tarian, saat itulah tari
topeng itu acap dipentaskan. Dengan demikian semoga dalam waktu yang tidak terbatas yang namanya tari
topeng itu dapat lestari di tanah Bali, Bali Majapahit yang terakhir……. “
Astungkara “
Sumber bacaan : Kalender Bali 2016. “I Kt Bangbang Gde
Rawi (Alm)”
No comments:
Post a Comment