" walau jauh negeri Alengka itu, kami akan kesana " |
Memang bagi sebagian orang Hindu itu, merupakan suatu ajaran tentang keyakinan akanNya yang
lumayan membingungkan. Membingungkan diantaranya karena dalam ajaran Hindu
diriNya disebut dengan banyak nama lagi pula banyak istilah-istilah keagamaan
yang bagi sebagian orang juga bikin tidak mengerti / salah tafsir. Contoh riil
di kalangan Hindu lumrah ada kata : Dewa, Bhatara, Awatara belum lagi
penyebutanNya dengan panggilan Sanghyang Widhi Wasa. Tapi memang demikianlah
adanya, Hindu itu adalah ajaran tentangNya yang tertua atau paling pertama yang
di turunkan ke alam maya pada ini, hingga penganutnyapun mendunia tidak
sporadis.
Selintas tentang kata Dewa, Bhatara, dan Awatara pada
ajaran Hindu. Dewa itu bagi penganut Hindu, merupakan sinar suciNya yang
memiliki tugas/fungsi berbeda-beda. Asal kata Dewa itu adalah Div (bahasa
sansekerta) artinya sinar. Sesuai dengan artinya fungsiNya dalam panggilan Dewa
adalah untuk menyinari/menerangi alam
semesta agar senantiasa terang bahkan benderang dan terlindungi. Riil
penyebutan : Dewa Brahma sebagai pencipta alam semesta beserta isinya, Dewa
Wisnu sebagai pemelihara sekalian ciptaanNya, Dewa Siwa sebagai pemrelina/pengembali
semua isi alam ke asal pembentuknya, Dewa Ganesa yakni Dewa kecerdasan dan kesekian
Dewa yang lainnya. Kalau yang
dimaksudkan dengan Bhatara dalam jajaran Hindu, diyakini sebagai kekuatanNya
yang berfungsi sebagai pelindung umatNya dan dunia beserta isinya yang lain.
Kata Bhatara asalnya dari kata bhatr yang berarti kekuatan, jadi Bhatara itu
merupakan kekuatanNya dalam melindungi umatNya dunia dan yang lainnya. Riil
dalam jajaran Hindu ada : Bhatara Bayu diyakini memiliki kemampuan untuk menggerakkan
udara / angin, Bhatara Indra diyakini memiliki kekuatan untuk mengadakan hujan,
Bhatara Agni punya kemampuan untuk menjadikan api itu panas, Bhatara Basuki
umat Hindu mempercayai sebagai pembuat kesuburan, dan yang bertugas
menstabilkan bumi adalah Bhatara Anantaboga.
Penyebutan kata awatara dalam keseharian umat Hindu,
tidaklah sesering menyebutkan kata Bhatara ataupun Dewa. Kata dewa dan bhatara
acap di ucapkan dalam kehidupan orang-orang Hindu karena hampir di setiap
doa’anya kata itu muncul, sudahlah jelas para orang Hindu itu berdo’anya adalah
saban hari bahkan saban waktu. Memang pada kenyataanya baik dewa, bhatara, dan
awatara semuanya bersumber dariNya/Brahman yang masing-masing mempunyai tugas
menyelamatkan dunia dari yang namanya
adharma, masing-masing pula punya sifat yang sama denganNya (dewa,bhatara,
awatara adalah maha pemurah terhadap mahluk hidup.) Awatara itu adalah
perwujudan Hyang Widhi/Brahman ke dunia fana ini dengan mengambil suatu bentuk,
jadi awatara itu adalah merupakan kelahiranNya/Brahman. Dalam hal ini Hindu
meyakini Brahman/diriNya melahirkan diri-Nya sendiri dengan wujud yang sesuai
dengan kehendakNya demi menyelamatkan umat manusia juga dunia beserta isinya
dari ancaman kejahatan yang merajarela. Awatara itu lahir di dunia fana ini
saat mana dunia beserta isinya berada dalam ancaman pengaruh buruk sifat
manusia, dengan tanda-tanda yang namanya kejahatan merajarela, wanita tidak
lagi diberi kemuliaan dan penghormatan, perang muncul dimana-mana, maka kala
itu diriNya/Brahman turun ke dunia dengan mengambil wujud sesuai dengan keadaan
zaman. Dalam purananya Hindu disebutkan ada sepuluh awatara diantaranya : Sri Rama, Sri Kresna, Budha, dan yang
lainnya.-
No comments:
Post a Comment