Tuesday, November 24, 2015

“ Aci ngayu-ayu “



Yang dinamakan aci di kalangan penganut Hindu khususnya Hindu di tanah Bali adalah prosesi keagamaan / rangkaian upacara keagamaan. Jamak orang tahu hampir keseluruhan acara keagamaan di tanah Bali menarik bagi para wisatawan yang mana kesemuanya nyata-nyata merupakan pelengkap budaya Bali.  Singkat kata semua kegiatan keagamaan yang di adakan di Bali oleh para penganut agama dominannya pasti menarik diantaranya ada : ngaben, piodalan, melasti, dan aneka jenis aci yang lain.
contoh tari rejang

Diantara jenis aci yang diadakan oleh warga tanah Bali (baca Hindu Bali), pada daerah-daerah tertentu di tanah Bali umumnya penyelenggaraannya sesuai dengan rutinitas, jadi dengan demikian berkesinambunganlah jadinya (lestari). Salah satu wilayah tanah Bali yang rutin menggelar aci setiap tahun adalah Desa Ababi Karangasem dengan aci angayu-ayu. Setiap tahun digelar, tapi angayu-ayu yang besar/lengkap di gelar dua tahun sekali bertempat di Pura Puseh dan Pura Desa.  Kala prosesi aci angayu-ayu dilaksanakan, terlakoni juga ritual keagamaan yang unik/langka yakni  “ngiyang-hyang”, mendak/menjemput Ida Batara Ngerurah Sakti di Pura Laga, Desa Nawa Kerti. Sehari sebelumnya di adakan prosesi nyuwung, guna member kesempatan pada warga/krama  ngaturang banten kala Ida Batara keaturan melinggih. Di kala nyuwung itulah digelar parerejangan / tarian rejang oleh anak-anak. Tentang Ngiyang-hiyang bermakna : Ida Batara keiring/ diantar tedun mececingak (melihat wilayah desa pakraman beserta semua isinya). Dipercaya saat itulah Ida Betara memberi  anugrah/rahmat kepada para warga. Saat ngiyang-hyang itulah para warga/krama memundut/membawa lebih dari lima puluh pralingga berupa jempana dan puluhan lingga ngadeg, krama pemundut bersorak-sorai gembira ria mengiring Ida Betara mesucian ke pesucian Pura Tirta Jepun yang ada di sebuah lembah di tengah sawah.-

Sumber bacaan : majalah Bali Post 110.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini