" semua berhak hidup, setidaknya jangan menyakiti" |
" semua berhak hidup, setidaknya jangan menyakiti" |
" Setia seperti anjing manja seperti........."
Tidak sedikit orang tahu bahwa tanah Bali itu
langgeng keamanannya salah satu penyebabnya adalah anjing, anjing-anjing bali
yang dipelihara dengan apik dan penuh kasih sayang oleh tuannya dari sejak
moyang nguni. Anjing-anjing yang dipelihara (bukan anjing liar) di Bali oleh
tuannya rata-rata diberi makan 2 s.d 3 kali sehari, makanannya nasi putih yang
hangat bukan basi dengan sayur atau daging seperti makanan nasi tuannya, tidak jarang jika nasinya habis anjing piaraan belum makan
maka sang tuan menanak nasi lagi khusus demi anjing kesayangan. Surve
membuktikan satu keluarga orang bali sedikitnya memelihara satu hingga lima
ekor anjing, bahkan para orang desa tidak jarang memelihara hingga sepuluh
anjing. Tiada terpungkiri banyak orang luar bali berencana berulah jelek
misalnya mencuri di Bali, mereka akan berpikir lebih dari sepuluh kali.
Anjing bali |
Pada setiap keluarga orang asli bali setidaknya ada seekor anjing |
anjing itu, bisa diberlakukan kayak ini |
cara anjing berbagi |
Ketahuilah anjing memiliki sifat kuat menahan
keinginan untuk makan dan seringkali makan sedikit saja sudah puas. Anjing
dapat tidur nyenyak, tenang dan tanpa beban di manapun berada. Anjing selalu
siaga, cepat terjaga dan waspada. Anjing sangat setia pada tuannya dan
menyayangi orang yang perilakunya baik. Anjing akan menjaga lingkungannya dan
membela kawasannya, keluarga tuannya dan sahabatnya dengan keberanian yang
mengagumkan. Anjing menilai niat orang dari bahasa tubuh dan perilaku. Anjing
akan bersedih bila tuannya menghilang dan selalu bergembira dengan penuh hati
ketika tuannya kembali, setiap hari, sampai hingga akhir zaman. Banyak ada sifat-sifat mulia pada Anjing
yang perlu kita pelajari dan merenungkannya ( di Oktober 2015, beredar di media sosial Arab
Saudi sebuah gambar yang menunjukkan seekor anjing membawa bayi baru lahir
ke rumah di dekatnya. Sang penghuni yang terkejut segera saja membawa bayi itu
ke rumah sakit. Sayangnya, harian Arab
Saudi, Sada, yang menerbitkan berita tersebut tidak
menjelaskan di mana insiden itu terjadi, meski demikian disebutkan bahwa nyawa
bayi itu selamat berkat pertolongan anjing."Bayi malang itu rupanya telah
dibuang dekat tempat sampah sebelum diselamatkan oleh anjing menggunakan mulutnya,"
imbuh surat kabar tersebut ) terutama pada saat ini di mana Anjing menjadi
sasaran pembunuhan masal di Bali.
anjing yang punya prikemanusiaan |
Anjing aja mau menyusui yg bukn anaknya! tapi kenapa masih ada aja seorg ibu tega membuang bayinya yg telah susah payah di lahirkan ? ( cara anjing berbagi) |
anjing saja bisa kangen dengan temannya, apa lagi kepada tuannya |
Untuk
mengurangi penyakit rabies cukup saja menjalankan vaksinasi masal secara berkesinambungan
seperti sebelumnya. Hal ini memerlukan waktu dan tidak ada solusi yang instan.
Jadi sebaiknya kita tidak mengikuti jalan pintas yang kurang bijaksana itu
karena itu bertolak belakang pula dengan etika ajaran Hindu. Mari kita
merenungkan dan mengingatkan kesetiaan Anjing yang telah berlangsung dari masa
nenek moyang sampai masa kini. Anjing telah mengabdi secara alami untuk menjaga
rumah tercinta ini, pura, banjar, desa, keluarga, anak dan cucu dari kejahatan
dan bahaya di malam hari maupun di siang bolong. Anjing juga merupakan sahabat
yang sejati. Dia selalu siap menjaga diri kita, rumah kita, dan desa kita,
bahkan sampai mempertaruhkan nyawanya sendiri bila perlu, hanya demi semangkok
makanan, air putih dan rasa sayang dari ketulusan hati seseorang.
Terima kasih Anjing Bali atas pengabdianmu.
Kisah lainnya, tentang anjing ;
Dilansir dari situs India Times, kisah itu berlangsung di kampung Sebekapur, 400 kilometer dari Bubhaneswar pada Senin (11/7/2016).
Di wilayah ini ada seekor anjing yang mati-matian berkelahi dengan empat ekor ular, yang masuk ke dalam rumah pemiliknya.
Anjing berjennis Dobermen yang dipelihara sejak kecil lantas menyergap ular tersebut dari balik pintu.
Ular tersebut ternyata tidak takut dan pergi.
Mereka tetap mencoba masuk ke rumah dan anjing ini langsung menggigit ular-ular tersebut.
Mereka bertarung mati-matian, sampai nyawa mereka sendiri melayang.
Sang anjing meninggal setelah berhasil membunuh empat ekor ular.
Diduga anjing itu meninggal karena bisa ular.
"Saya terkejut, anjing itu telah membuat pengorbanan yang besar untuk saya dan keluarga, saya akan ingat pengorbanannya itu
Saya akan berdoa kepada Tuhan semoga seluruh roh dan jiwanya pergi dalam keadaan tenang," kata pemilik anjing berkenaan yang ternyata dalam kesedihan.
Tak hanya itu, masyarakat setempat juga memberi karangan bunga di nisan tempat anjing ini dimakamkan.
Terima kasih Anjing Bali atas pengabdianmu.
Kisah lainnya, tentang anjing ;
Dilansir dari situs India Times, kisah itu berlangsung di kampung Sebekapur, 400 kilometer dari Bubhaneswar pada Senin (11/7/2016).
Di wilayah ini ada seekor anjing yang mati-matian berkelahi dengan empat ekor ular, yang masuk ke dalam rumah pemiliknya.
Anjing berjennis Dobermen yang dipelihara sejak kecil lantas menyergap ular tersebut dari balik pintu.
Ular tersebut ternyata tidak takut dan pergi.
Mereka tetap mencoba masuk ke rumah dan anjing ini langsung menggigit ular-ular tersebut.
Mereka bertarung mati-matian, sampai nyawa mereka sendiri melayang.
Sang anjing meninggal setelah berhasil membunuh empat ekor ular.
Diduga anjing itu meninggal karena bisa ular.
"Saya terkejut, anjing itu telah membuat pengorbanan yang besar untuk saya dan keluarga, saya akan ingat pengorbanannya itu
Saya akan berdoa kepada Tuhan semoga seluruh roh dan jiwanya pergi dalam keadaan tenang," kata pemilik anjing berkenaan yang ternyata dalam kesedihan.
Tak hanya itu, masyarakat setempat juga memberi karangan bunga di nisan tempat anjing ini dimakamkan.
ANJING RAS ASLI BALI PENJELAJAH PULAU SURGA YANG TERSINGKIRKAN DI PULAU
SENDIRI.
Ini adalah kisah kami, anjing-anjing Pulau Surga, kamilah para penjelajah surga. Kami memang terlahir untuk setia, di pulau surga ini leluhur kami adalah pilihan. Kami dipelihara tuan kami karena kami pilihan, dan kami semua dari keturunan anjing-anjing pilihan. Leluhur kami dimasa lampau ada di puri para Raja-Raja Bali, Pasraman orang-orang suci, para pemburu,para petani,para bendega,para pedagang. Kami mendapat tempat yang baik, kami diberikan kebebasan menjelajahi desa-desa sejauh kami bisa, karena kami setia kepada tuan kami, kami tak akan pergi jauh meninggalkan tuan kami.
Ketika itu peperangan demi peperangan terjadi di tanah surga, leluhur kami adalah saksi dari kekejian, pembantaian serta masa kegelapan pulau surga. leluhur kami pula saksi masa kejayaan dan "kerta" di Pulau Para Dewata ini.
Tak hanya dalam dongeng dan parwa ,kami ada dalam catatan lontar tentang siapa dan apa yang membuat kami berbeda, "CARCAN ASU" lontar tentang kami ,anjing penjelajah pulau surga yang terpilih ;
Kami akan disebut " asu gong sabarung" jika gonggongan kami bulat dan keras, serta saat menggonggong kami mengawasi dan mengikuti buruan kami, kami dipercaya memberikan kewibawaan
" Asu ipuser tahun" adalah jika pada kedua rahang kami terdapat "useran",kami dipercaya sebagai anjing yang sanggup mengusir mahluk jahat dan ditakuti roh-roh jahat.
" Asu mebulu barak" jika kami berbulu agak kemerahan, dengan lidah kami terdapat belang, atau tompel pada lidah,maka kami dipercaya sanggup mengusir "Kala Denget"
" Asu telapakan batisne belus" adalah jika telapak kaki kami selalu tampak basah dan berair, maka kami dianggap sanggup mengusir dan menjaga tuan kami dari segala bentuk ilmu hitam "pengeleakan" /Desti
" Asu selem " jika bulu kami dan hampir semua bagian tubuh kami hitam, dan ada sedikit warna kemarahan di ujung telinga kami, maka kami dipercaya akan sanggup menjaga tuan kami dari segala mara bahaya.
" Asu mebulu halus" jika kami memiliki bulu-bulu yang pendek dan halus, maka kami dianggap anjing yang bisa menjaga tuan kami dari segala gangguan mahluk halus yang jahat.
" Asu rajeg wesi" adalah kami yang memiliki bulu putih mulus, hitam legam atau loreng, dan memiliki bulatan mata yang hitam kami dipercaya sanggup melindungi rumah serta tuan kami dari segala bentuk "pepasangan", teluh dan ilmu hitam.
Dan masih banyak lagi tentang siapa kami dan kami adalah anjing-anjing pilihan yang menjaga dengan setia tuan kami dari segala bahaya, dalam lontar "Carcan Asu"
Tak hanya dari penampilan luar kami, namun di Pulau Surga sejak dahulu kala, leluhur kami dipilih berdasarkan sifat-sifat kami yang dilihat dari ukuran tubuh kami. Dalam Lontar Carcan Asu ,setidaknya ada sekitar 31 sifat anjing yang dituliskan. Di Pulau Surga ini sejak jaman dahulu leluhur mereka mewariskan cara untuk menentukan sifat anjing sebelum diputuskan akan memelihara kami, yakni Penghitungan Paksa, Jaya, Guna, Ketek dan Kiul.
Yaitu dengan mengukur panjang dari ujung moncong hingga ujung ekor kami. dengan menggunakan tali atau lidi yang lentur.
Kemudian, akan diukur ujung moncong hingga titik di antara mata kami. Lalu dengan ukuran tersebut, bagilah ukuran dari moncong hingga ujung ekor dengan ukuran ujung moncong hingga titik di antara mata. Bagi ukuran tersebut dengan mengulang urutan Paksa, Jaya, Guna, Ketek dan Kiul, lalu liat mana yang menjadi urutan terakhir dari pembagian tersebut. Urutan tersebut yang akan menjadi sifat dominan dari kami tersebut nantinya. Entah bagaimana seajarahnya namun ukuran tersebut kadang bisa tepat untuk menebak sifat-sifat kami akhirnya, dan tentu jauh sebelum Pulau Surga seperti saat ini, kadang kami dinamai sesuai karakter kami, I Paksa, I Jaya, I Guna.
Anjing Paksa, maka anjing tersebut nantinya akan dominan memiliki karakter yang Galak dan Agresif. Anjing berkarakter ini akan setia dengan pemiliknya dan selalu memiliki kecurigaan dengan setiap orang asing yang mendekati pemilikinya serta rumah pemilikinya. Anjing sangat cocok untuk dijadikan anjing penjaga rumah .
Kami yang memiliki sifat Jaya, akan dominan berkarakter seperti penguasa. Cederung aktraktif serta manja dan cederung lebih sering merengek-rengek pada tuanya. Sesuai dengan sebutan karakter ini, "JAYA", anjing dengan karakter ini akan cederung ingin berjaya pada pemilikinya. Kami dengan karakter ini sangat cocok dijadikan peliharaan rumahan yang sering dibelai dan berinteraksi, namun dianggap tidak cocok untuk menjaga rumah
Anjing Guna, adalah kami para anjing dengan karakter penurut dan sangat mudah untuk dilatih.
Kami yang dianggap bersifat Ketek,memiliki karakter berkebiasaan buruk dan kotor. Sifat alami kami akan sangat tampak pada kakater ini. Kami yang bersifat Ketek dianggap suka bermain-main jauh serta cenderung kotor, suka menggali-gali tanah, dan agak susah dilatih serta diatur.
Anjing Kiul, adalah kami yang dianggap dominan berkarakter pemalas. Hanya suka makan dan tidur. Jenis kami ini cocok digunakan sebagai penunggu di rumah tapi tidak bisa sebagai penjaga yang dihandalkan.
Dahulu kala ketika Pulau Surga masih penuh hutan lebat, leluhur kami adalah mereka anjing-anjing pilihan, adalah seahabat setia tuan-tuan mereka dalam berburu, itu sebabnya sampai sekarang dikenal istilah “cicing borosan” (=anjing pemburu). Ya leluhur kami adalah para pemburu, para petualang sejati, yang menjelajahi pulau surga jauh sebelum anjing "Kintamani" yang dikenal kini hingga seluruh dunia. Leluhur kami dan kami saat ini mungkin dikenal dengan sebutan "Kuluk Kacang" , anjing Kacang, Peanut dog. Seiring masa tuan-tuan leluhur kami tak lagi berburu namun hidup berladang dan bertani maka kami digunakan untuk menjaga kebun-kebun atau persawahan.
Kami tak lagi dilatih menjadi pemburu, walaupun setidaknya hingga saat ini insting serta jiwa kami sebagai anjing pemburu masih ada.
Seiring waktu, Pulau Surga....pulau yang telah dihuni leluhur kami sejak ribuan tahun silam telah berubah, sawah dan kebun tak lagi banyak. Tuan kami banyak yang bukan petani lagi, maka kami dipelihara hanya untuk menjaga rumah, terkadang seharian kami hanya berdiam diri didalam rumah, tempat kami bermain tak lagi luas. Jalan-jalan desa sudah menakutkan untuk kami,apalagi jalan-jalan di perkotaan, banyak kisah saudara kami tewas tergilas roda-roda kendaraan manusia. Mayat mereka terbengkalai dengan usus terurai membusuk ditengah atau ditepi jalan, terkadang bangkai mereka terberai mengering lalu lama-kelamaan menjadi debu akibat tergencet dan tergilas roda kendaraan setiap menitnya.
Jaman telah berubah, kami terkadang dilupakan. Kami kini menghadapi masa dimana kami harus bersaing dengan anjing-anjing dari ras lain, dan dari belahan benua lain. Mereka dianggap lebih bagus, lebih mahal serta lebih pantas diajak berjalan di jalanan,dipantai,ditaman-taman. Sementara kami yang sudah menjelajahi pulau surga sejak berabad-abad silam dianggap tak lagi pantas ada dan menjelajah. Kami kadang diusir, kami tak diperdulikan, walaupun kami bertuan tak jarang kami makan dari mengais sampah, hingga kami dianggap liar, pembawa penyakit,pembawa kotoran. Kami bukan lagi anjing yang dipelaihara karena dipilih, bukan lagi para penjelajah pulau surga pilihan. Hingga kami tak lagi punya pilihan, begitu pulau tuan kami, seolah tak ada pilihan kamipun diabaikan. Kami menyusuri gang-gang sempit kota, kami menjelajah diantara deru debu trek pasir dan lalu lalang sepeda motor, dan tiap hari selalu ada yang mati. Kami buduk, kami berpenyakit, kami tak diberikan pilihan, hak kami menjelajahi Pulau Surga seolah dirampas.
Kami dipelihara, hanya untuk tidak diberikan pilihan, karena kami tak lagi anjing-anjing pulau surga, para penjelajah yang dipilih karena kami pilihan. Kami adalah anjing buangan. Tak ada lagi legenda dan kisah heroik tentang kami. Tak lagi ada yang ingat kehebatan,kesetiaan, dan jasa-jasa kami menjaga para penghuni pulau surga turn temurun. Kesetiaan kami masih kami berikan untuk tuan kami para penghuni pulau surga. Tapi pada kenyataanya kami hidup,bertahan dan diingat kembali walaupun tak menjadi kisah hebat dari tangan,kepedulian dan uluran bantuan orang-orang asing di pulau surga.
Saudara-saudara kami dipuncak puncak bukit, di desa-desa terpencil...mereka masih setia kepada tuanya, dan masih sahabat terbaik manusia, yang bebas berlari menjelajahi tiap jengkal Pulau Surga. Sementara kami di tengah hiruk pikuk kebingungan desa menjadi kota, dan serbuan globalisasi hanya ada dalam poster -poster dengan jargon "SAVE BALI DOG" sementara keinginan kami menjelajah,berlari sejauh kami mau dan kembali kepada tuan kami setelah lelah bermain hanyalah mimpi dihimpitan gang sempit dan lalu lalang mesin-mesin dijalanan kota yang tiap menit mengincar hidup kami dengan berakhir menjadi "dendeng" ditengah-tengah jalanan kota.
Mimpi kami...jangan pernah sampai saudara kami diatas perbukitan dan desa-desa terpencil mengalami apa yang telah kami alami di himpitan kebingungan desa menjadi kota...serta neraka kota di pulaunya para Dewata. Mereka harus tetap berlari, bermain, melolong bahagia di surga yang tersisa di pulaunya para dewata. Dan kami...? biarlah kami menjadi legenda biarlah kami menjadi kisah... dimana kami pernah berjaya...dan kami pernah di binasakan dan dilupakan di tanah kelahiran kami sendiri.
SAAT SEEKOR ANJING MERASAKAN KESEDIHAN YANG TERAMAT DALAM'
ia tidak akan minum,
Keceriaannya akan sirna,
sesekali ia hanya akan meneteskan air matanya,
mengingat kenangan-kenangan indah bersama majikannya yang juga sekaligus sahabat yang paling ia cintai,
berharap semua kenangan itu kembali.
Dan saat seekor anjing sampai pada kesedihan yang begitu dalam seperti ini,
Kadang ia akan menangis dalam sebuah lolongan malam ,
Berkeluh kesah pada Penciptanya akan derita hidup di dunia ini .
satu-satunya hal yang akan ia lakukan hanya berharap dalam hatinya untuk segera bertemu dengan Pencipta Nya .
" Saat anda membuang seekor anjing dunia anda akan terus berjalan tetapi bagi anjing ini dunia nya sudah berakhir "
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan melindungi semua makhluk Ciptaan Nya .
Kadang ia akan menangis dalam sebuah lolongan malam ,
Berkeluh kesah pada Penciptanya akan derita hidup di dunia ini .
satu-satunya hal yang akan ia lakukan hanya berharap dalam hatinya untuk segera bertemu dengan Pencipta Nya .
" Saat anda membuang seekor anjing dunia anda akan terus berjalan tetapi bagi anjing ini dunia nya sudah berakhir "
Semoga Tuhan senantiasa memberkati dan melindungi semua makhluk Ciptaan Nya .
No comments:
Post a Comment