Thursday, August 8, 2013

Mejauman



Mejauman adalah merupakan tahapan prosesi pernikahan/perkawinan Hindu ala Bali, yang sebelumnya didahului dengan mekalan-kalan, mesakapan, dan tahap yang terakhir adalah mejauman. Upacara ini merupakan kunjungan resmi yang bersifat sosial relegius yang dilakukan kedua mempelai kepada keluarga pradhana (wanita), tetapi tidak dibenarkan untuk menginap dirumah keluarga pradhana saat itu.


Upacara ini ditandai dengan membawa jauman berupa tipat bantal dengan segala kelengkapannya. Tipat yang dimaksud disini adalah ketupat (kemungkinan merupakan lambang pradhana / vagina) sedangkan bantal/ sejenis jajan yang terbuat dari campuran ketan, beras, dan parutan kelapa, gula pasir serta garam dibungkus dengan janur berbentuk bulat panjang  (kemungkinan adalah lambang purusa / phallus). Upacara ini bertujuan untuk mohon pamit mempelai wanita secara sekala dan niskala. Secara sekala mempelai wanita mohon pamit kepada orang tua dan kerabat dekatnya, termasuk secara kedinasan / administrasi kependudukan setempat. Secara niskala mempelai wanita mohon pamit kepada bhatara-bhatari leluhurnya yang dilaksanakan dengan membawa jauman berupa tipat bantal dengan segala kelengkapannya.

Yang menarik dari upacara ini adalah adanya bawaan berupa tipat bantal dalam kaitannya dengan mejauman. Kata mejauman berasal dari kata jaum (alat menjahit). Secara maknawi jaum/jarum dapat diartikan sebagai penyambung / penyatuan dua unsur dalam hal ini adalah keluarga purusa (pengantin laki-laki) dengan keluarga pradhana (pengantin perempuan) yang disimbulkan dengan tipat bantal. Tipat bantal disini nampaknya ada hubungan dengan penyatuan dua unsur yakni bantal adalah simbul seks laki-laki, sedangkan tipat/ketupat adalah simbul seks perempuan.---

Sumber  : Majalah Suluh Pendidikan/Jurnal ilmu-ilmu pendidikan. Vol.9 no.2 desember 2011.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini