Sunday, August 4, 2013

Brahmacari



Kata Brahmacari terdiri dari dua kata, yakni Brahma dan cari atau carya. Brahma artinya ilmu pengetahuan sedangkan cari atau carya berasal dari bahasa sansekerta yaitu car artinya gerak atau tingkah laku. Jadi Brahma cari artinya tingkah laku manusia dalam menuntut ilmu pengetahuan, terutama ilmu pengetahuan tentang ketuhanan atau kesucian. Brahma cari juga disebut aguron-guron (masa berguru). Oleh karena itu, seorang siswa kerohanian harus mempunyai pikiran yang bersih yang hanya memikirkan pelajaran atau ilmu pengetahuan saja, agar perasaan dan pikiran bisa terpusat. Belajar dengan baik perlu adanya tata tertib yang baik, seperti : pemakaian waktu, kebersihan, kesopanan, ketertiban, pembagian tugas, dan juga sangsi-sangsi pelanggaran yang lebih penting lagi, seorang siswa kerohanian atau seorang brahmacari dilarang kawin, berdagang, dan berpolitik. Petunjuk-petunjuk tadi dalam menuntut ilmu pengetahuan selama brahmacari adalah merupakan kunci keberhasilan. Barang siapa yang tidak menuruti aturan-aturan tadi dan tidak rajin serta tidak tekun pada masa ini tentu akan gagal.
Dalam hubungan masyarakat seseorang yang telah sukses/berhasil dalam tahap brahmacari diharapkan memasuki tahap berikutnya yakni hidup Grahastha ialah masa hidup berumah tangga. Di dalam slokantara disebutkan mengenai perkawinan masa brahmacari yang dibedakan menjadi 3 golongan, sbb :

1.    Sukla Brahmacari. > orang yang tidak pernah kawin sejak kecil sampai ia meninggal dunia. Tokoh yang melakukan sukla brahmacari di dalam pewayangan adalah Bisma dalam Mahabharata
2.   Sewala Brahmacari. > orang yang kawin beristri/bersuami hanya sekali dalam hidupnya dan tidak kawin lagi walaupun istri/suaminya meninggal dunia. Tokoh pewayangan yang melakukan Sewala Brahmacari dalam ceritra Ramayana adalah Sang Rama.
3.    Tresna/ Krishna Brahmacari. > orang yang kawin lebih dari satu  maksimal 4 orang dan tidak boleh kawin lagi. Tokoh pewayangan yang melakukan Tresna/Krisnha Brahmacari dalah Dewa Siwa yang istrinya 4 yaitu : Dhurga, Uma, Gori, dan Parwati.
Selain 3 macam pengertian Brahmacari di dalam perkawinan juga disebutkan seseorang yang menuntut hidup grahastha (masa hidup berumah tangga), harus kuat mengekang hawa nafsu dan kuat mengendalikan diri agar tidak menyimpang dari kesusilaan, sehingga menimbulkan dosa besar seperti ;
a.      Gurwanggamana adalah kawin dengan istri guru, bekas istri guru, anak guru, dan cucu guru.
b.     Gamyagamana adalah beristri dengan orang yang tidak boleh dipakai istri, misalnya : kawin dengan ibu kandung (seperti ceritra Prabu Watugunung),  anak, kakak, cucu, dan saudara kandung.
c.      Paradaragamana adalah melakukan perkawinan dengan istri orang lain.--

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini