Tuesday, April 9, 2013

Umat Hindu “disiplin melaksanakannya"



Bhuta yadnya/caru, rutin dilaksanakan oleh Umat Hindu


Betapa senangnya hati kita semua jika yang namanya seimbang terwujud, keseimbangan dapat tercipta di alam maya pada ini. Seimbang dalam artian stabil yang akhirnya memunculkan suatu kedamaian. Demikian juga dengan alam, keseimbangan alam senantiasa hendaknya kita jaga bersama demi kita bersama tentunya.

Umat Hindu mengenal yang namanya sloka, pada sloka-sloka itulah tersurat jelas tentang apa yang mesti umat lakukan demi kebaikan. Tentang menjaga keseimbangan alam raya ini juga ada pada beberapa sloka, bahwa kewajiban manusialah untuk selalu bersikap seimbang antara berbakti kepada Hyang Widhi, mengabdi pada sesama, dan menjaga alam lingkungan berdasarkan yadnya (pengorbanan suci). Hubungan berdasarkan yadnya inilah yang lumrah dikenal dengan sebutan “Tri Hita Karana”. Salah satu wujud pengamalan Tri Hita Karana adalah senantiasa menjaga keseimbangan alam sebagai wujud hubungan Bhuana Agung dengan Bhuana Alit. Dalam hubungannya dengan konsep Tri Hita Karana ada upaya-upaya penyeimbangan hubungan alam raya (bhuana agung) dengan manusia (bhuana alit), dengan mewujudkan keseimbangan yang harmonis, umat Hindu (khususnya Hindu Bali) secara rutin melaksanakan ;

a.      Upacara Bhuta Yadnya, upacara bhuta yadnya dalam kontek komunikasi dengan mengharmoniskan hubungan bhuana agung dengan bhuana alit, upacara yang dipakai dalam bhuta yadnya disebut “caru” yang bermakna sebagai sarana komunikasi guna menyelaraskan hubungan bhuana agung dengan bhuana alit.
b.      Upacara Tumpek Landep/Tumpek Pengatag/Tumpek Bubuh, upacara ini adalah suatu persembahan yang terselenggara secara rutin tiap 210 hari sekali, tepatnya 25 hari menjelang Hari Raya Galungan, merupakan suatu persembahan kepada Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai wujud bhakti kehadapan Sang Hyang Sangkara, dan suatu pernyataan rasa terima kasih atas karuniaNya memberikan keseimbangan alam raya dan tumbuh-tumbuhan maupun kecukupan sandang pangan, sebagai wujud dari keseimbangan bhuana agung dan bhuana alit.
c.       Upacara Tumpek Uye/Tumpek Kandang : upacara ini adalah suatu persembahan yang tibanya juga setiap 210 hari sekali merupakan suatu hari raya yang berdasarkan pawukon, merupakan suatu persembahan kehadapan Hyang Widhi dalam manifestasinya sebagai wujud bhakti kepada Sang Hyang Pasupati/Rare Angon, dan suatu pernyataan rasa terima kasih atas karuniaNya, memberikan suatu keseimbangan terhadap mahluk hidup terutama untuk semua jenis binatang (hewan), yang merupakan kelengkapan dari keseimbangan bhuana agung dan bhuana alit.

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini