salam
revolusi! saudara sekandung negeri keluarga besar republik indonesia yang
majemuk. kini rakyat tak punya pilihan, kecuali didorong oleh situasi dan
kondisi yang semakin kacau balau dan tak pasti untuk revolusi! dan revolusi
harus memperjuangkan agenda perubahan besar dan mendasar yang harus
diperjuangkan bersama dengan cara seksama, dan dalam tempo yang
sesingkat-singkatnya. rakyat menyadari lebih
dari 4 dekade terakhir, iklim demokrasi politik yang terbangun ternyata semu
belaka. rakyat masih ingat benar bahwa selama 32 tahun rezim militeristik
soeharto yang otoriter represif berkuasa, selama itu pula golkar niscaya
memenangkan pemilu. padahal rakyat pun tahu, bahwa kemenangan golkar selama 32
tahun itu adalah kemenangan semu yang bersifat manipulatif belaka. itulah wajah
buram dari demokrasi semu, demokrasi “bo’ong-bo’ongan” pada masa lalu, pada
masa era rezim militeristik soeharto yang akan dikenang rakyat sepanjang zaman
sebagai rezim koruptif, manipulatif, nepotif. dan rupanya pasca rezim
militeristik soeharto, panggung demokrasi semu dan penyakit korupsi, kolusi dan
nepotisme, justru dipertontonkan secara gila-gilaan oleh gerombolan elit parpol
yang nantinya akan berlagak pada pesta pemilu badut 2014 mendatang. oleh karena
itu, rakyat yang berjiwa revolusioner harus bangkit, berjuang serta menyetop
segala kebobrokan yang sedang berlangsung massif saat ini, baik melalui
mekanisme konstitusional maupun jalan perjuangan yang inkonstitusional.
kini rakyat mulai menyadari bahwa demokrasi yang terbangun pasca-tumbangnya rezim soeharto, bukanlah demokrasi sejati milik rakyat, melainkan demokrasi yang dinikmati oleh segelintir elit parpol yang jumlahnya belasan itu. rakyat hanya sekadar obyek “boneka pajangan” dalam etalase demokrasi yang elitis. suara (aspirasi) rakyat hanya diperlukan untuk kepentingan dibilik suara, sudah itu rakyat ditinggalkan, dibiarkan tak terurus, dibiarkan menjadi penonton di arena panggung demokrasi yang dikuasai oleh gerombolan bandar tengkulak pengurus parpol. tapi kini rakyat mulai sadar, bahwa rakyat tak akan pernah mau dipermainkan lagi. rakyat kini mengugat, rakyat kini berontak, rakyat ingin mengurus dirinya sendiri. karena itu rakyat tak mau didekte lagi oleh gerombolan parpol. rakyat kini ingin menentukan jalan perjuangannya sendiri, dan rakyat sadar jalan perjuangan yang tersisa kini, hanyalah jalan perjuangan di jalur inkonstitusional yakni: revolusi. revolusi yang tak memberi ruang untuk berkompromi lagi. dan itu artinya, revolusi zonder kompromi.
rakyat sadar bahwa gerakan revolusi haruslah mengusung agenda perjuangan. untuk saat ini, sedikitnya ada 5 agenda besar atau "panca tuntutan rakyat untuk revolusi ", kita sebut saja sebagai “pantura revolusi”, meliputi: (1). memindah ibukota negara dari jakarta yang berwajah kapitalistik ke kawasan pesisir cirebon, dan itu menandai dimulainya pembangunan pilar ekonomi kerakyatan; (2). pembangunan ekonomi kerakyatan dengan dua pilar sektor padat karya yaitu: pertanian dan keluatan/perikanan yang dikelola secara modern berbasiskan iptek. para petani kita baru akan sejahtera bila mendapat tanah garapan seluas minimal 2,5 hektar, dan para nelayan kita baru akan sejahtera bila diberi perahu yang ukuran besarnya 4 kali dari ukuran perahu yang dimilikinya saat ini; (3). wajib bela negara bagi setiap pemuda usia 19 tahun s/d 30 tahun; (4). membangun spirit berdikari di segala bidang kehidupan (sosial, budaya, ekonomi, politik, hankam); (5). membangun demokrasi politik hanya dengan 3 parpol berplatform: nasionalis, agamis, sosialis.
kelima agenda “pantura revolusi” itu perlu kita perjuangan bersama agar bangsa dan negara ini mencapai loncatan jauh ke depan mewujudkan 5 (lima) agenda transformasi sosial: (1). kecukupan ekonomi (economic sufficiency); (2). kedamaian sosial (social peace); (3). keadilan sosial (social justice); (4). karakter bangsa (nation & character building); (5). kompetitif berbasis sdm unggul. kepada kum muda yang berjiwa revolusioner, mari kita jaga tekad juang dengan satu yel yang kompak serempak rancak penuh gerak: pemilu no, revolusi yessss…!
kini rakyat mulai menyadari bahwa demokrasi yang terbangun pasca-tumbangnya rezim soeharto, bukanlah demokrasi sejati milik rakyat, melainkan demokrasi yang dinikmati oleh segelintir elit parpol yang jumlahnya belasan itu. rakyat hanya sekadar obyek “boneka pajangan” dalam etalase demokrasi yang elitis. suara (aspirasi) rakyat hanya diperlukan untuk kepentingan dibilik suara, sudah itu rakyat ditinggalkan, dibiarkan tak terurus, dibiarkan menjadi penonton di arena panggung demokrasi yang dikuasai oleh gerombolan bandar tengkulak pengurus parpol. tapi kini rakyat mulai sadar, bahwa rakyat tak akan pernah mau dipermainkan lagi. rakyat kini mengugat, rakyat kini berontak, rakyat ingin mengurus dirinya sendiri. karena itu rakyat tak mau didekte lagi oleh gerombolan parpol. rakyat kini ingin menentukan jalan perjuangannya sendiri, dan rakyat sadar jalan perjuangan yang tersisa kini, hanyalah jalan perjuangan di jalur inkonstitusional yakni: revolusi. revolusi yang tak memberi ruang untuk berkompromi lagi. dan itu artinya, revolusi zonder kompromi.
rakyat sadar bahwa gerakan revolusi haruslah mengusung agenda perjuangan. untuk saat ini, sedikitnya ada 5 agenda besar atau "panca tuntutan rakyat untuk revolusi ", kita sebut saja sebagai “pantura revolusi”, meliputi: (1). memindah ibukota negara dari jakarta yang berwajah kapitalistik ke kawasan pesisir cirebon, dan itu menandai dimulainya pembangunan pilar ekonomi kerakyatan; (2). pembangunan ekonomi kerakyatan dengan dua pilar sektor padat karya yaitu: pertanian dan keluatan/perikanan yang dikelola secara modern berbasiskan iptek. para petani kita baru akan sejahtera bila mendapat tanah garapan seluas minimal 2,5 hektar, dan para nelayan kita baru akan sejahtera bila diberi perahu yang ukuran besarnya 4 kali dari ukuran perahu yang dimilikinya saat ini; (3). wajib bela negara bagi setiap pemuda usia 19 tahun s/d 30 tahun; (4). membangun spirit berdikari di segala bidang kehidupan (sosial, budaya, ekonomi, politik, hankam); (5). membangun demokrasi politik hanya dengan 3 parpol berplatform: nasionalis, agamis, sosialis.
kelima agenda “pantura revolusi” itu perlu kita perjuangan bersama agar bangsa dan negara ini mencapai loncatan jauh ke depan mewujudkan 5 (lima) agenda transformasi sosial: (1). kecukupan ekonomi (economic sufficiency); (2). kedamaian sosial (social peace); (3). keadilan sosial (social justice); (4). karakter bangsa (nation & character building); (5). kompetitif berbasis sdm unggul. kepada kum muda yang berjiwa revolusioner, mari kita jaga tekad juang dengan satu yel yang kompak serempak rancak penuh gerak: pemilu no, revolusi yessss…!
No comments:
Post a Comment