Monday, February 4, 2013

Edukasi Weda Selama Masa Prenatal



oleh Hindu Bali pada 23 Oktober 2012 pukul 11:03 ·

OM Swastiastu,

Perkembangan balita (bayi di bawah lima tahun) sangat menakjubkan. Masa pertumbuhan sejak masa prenatal menjadi dasar pembentukan karakter. Untuk membentuk sifat anak yang baik, mengajarkan Weda sangat penting di mulai sejak masa prenatal yaitu masa janin di dalam kandungan.


Pada masa prenatal, bayi mengalami perkembangan organ-organ mulai dari sistem saraf, penerimaan sensor (telinga, hidung, mata, dan bagian kulit, rambut dan kuku), sistem peredaran, tulang, otot, sistem pembuangan dan sistem reproduksi. Setelah semua organ-organ terbentuk maka bayi sudah bisa merasakan apa yang terjadi di luar rahim ibu. Bayi sudah bisa merasakan gangguan fisik dan psikis yang dialami ibunya. Bayi memiliki kemampuan merasakan perasaan ibu yang sedang mengalami rasa senang, sedih, sakit. Bahkan sang anak mampu mendengarkan suara dari keluarga terdekat lainnya, seperti ayah.



Menurut Verny T.& Kelly J dalam buku berjudul Secret Life of The Unborn Child bahwa pada usia tertentu, janin sudah mampu membedakan keadaan yang menyenangkan atau yang membuatnya tidak nyaman. Keluarga juga bisa mempengaruhi kondisi janin. Untuk itu, keluarga terdekat janin dan ibu yang sedang mengandung, mulailah menanamkan hal-hal yang positif pada janin. Ibarat hukum newton ketiga yang menyebutkan suatu aksi reaksi, janin juga akan menunjukan suatu reaksi yang baik apabila mendapat aksi yang positif. Tubuh manusia yang sebagian besar merupakan air dalam panca maha bhuta itu disebut apah. Air merupakan salah satu perantara energi, sehingga air bisa menjadi perantara sugesti negatif ataupun positif.


Ilmuwan Jepang Dr. Masaru Emoto dalam seminar Hypnobirthing menyebutkan bahwa air pun ternyata hidup dan mampu memberikan respon yang positif ataupun negatif terhadap manusia. Jika kita mengatakan pada air kata-kata “cinta dan terima kasih” maka hasil foto kristal airnya sungguh dahsyat yakni membentuk kristal air heksagonal yang indah. Sebaliknya, jika kita mengatakan pada air kalimat “kamu bodoh” maka tidak akan membentuk kristal bahkan gambarnya sangat jelek. Teknik hipnobirthing ternyata mirip dengan meditasi, yaitu terdapat musik klasik untuk menanamkan sugesti positif sehingga Weda adalah ilmu pengetahuan yang universal.


Sifat air tersebut juga berlaku yang sama dengan selaput dan cairan yang disebut dengan cairan amnion. Untuk itu, kata-kata ibu dan keluarga mesti memberikan kata-kata yang positif kepada cairan tersebut. Ibu bisa mendengarkan lagu gayatri kepada janin sebagai penenang jiwa. Hal yang penting, ibu harus memiliki psikis yang kuat dan tidak mudah stres.


Ibu dan keluarga selalu menjalankan ajaran Tri Kaya Parisudha selama masa kehamilan. Teruslah berpikir, berbuat dan berkata yang baik. Biasakan orang terdekat untuk melakukan hal serupa serta ikut melakukan pembacaan sloka-sloka singkat sebelum tidur di malam hari.


Selaras dengan kemajuan teknologi, perkembangan iptek sudah mengglobal. Belajar Weda sudah sangat mudah, bisa dari media elektronik, cetak ataupun secara lansung dari guru yang sudah mengetahui tentang Weda. Tentu kita masih ingat tentang pepatah praktek tanpa teori lumpuh, teori tanpa praktek buta. Ketika kita hanya tahu tentang Weda secara tertulis ataupun lisan tanpa kita mempraktekan ajaran-ajaranya maka hal tersebut tidak akan sempurna. Begitu juga sebaliknya. Ibarat ritual tanpa dasar weda akan membuat orang beranggapan sebagai sebuah tradisi semata. Jadi antara pengetahuan weda dan praktek khususnya ritual harus seimbang.


Ibu dan keluarga harus rajin sembahyang, memperkenalkan janin dengan kata Tuhan atau Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Itu semua bisa kita jumpai dalam kakawin ataupun kidung suci, membaca buku-buku agama untuk ketenangan diri dan kesehatan juga ibu bisa ikut senam hamil dengan musik klasik. Dalam meditasi usahakan ada musik atau bisa diganti dengan kidung-kidung suci ataupun mantra gayatri. Jika ibu atau ayah tidak begitu tahu tentang kidung-kidung suci, bisa dengan alternatif lain yaitu mendengarkan mantra-mantra lewat media elektronik, atau menempelkan hadset/airphone di perut ibu. Mendengarkan musik dalam bentuk mantra, secara psikologis dapat meningkatakan daya tangkap atau konsentrasi. Mendengarkan musik klasik, detak jantung janin menjadi teratur, apalagi mantra-mantra suci akan berdampak baik terhadap kesehatan, jika kecerdasan spritual dan emosional yang sudah terasah akan memudahkan ia untuk memahami materi-materi yang bersifat IQ, aspek kecerdasan (multiple intelligence), tidak hanya emosi, spiritual tapi juga intelejensi. Jika spiritual sudah terbentuk dia akan menjadi pelayan Tuhan yang memiliki tatwa dan jnana tentang agamanya sendiri. Ajaran weda semasa prenatal akan mempengaruhi mental anak dan bahkan hingga dewasa. Kini weda tidak hanya untuk Brahmacari, Grahasta, Wanaprasta, dan Bhiksuka, anak-anak tapi sudah bisa diperkenalkan selam masa prenantal.


by Himalaya Sivani ~ Mediahindu, mahasiswi kebidanan dan juga penekun spiritual

Sumber : http://cakepane.blogspot.com/2012/10/edukasi-weda-selama-masa-prenatal.html

OM Shanti, Shanti, Shanti OM


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini