Monday, January 7, 2013

Semestinya masyarakat ikut


Di tanah Bali, subak memiliki peran penting dalam upaya mensukseskan program-program poembangunan, khusunya sektor pertanian maupun sektor-sektor penting lainnya. Kita semua tahu bahwasanya subak merupakan suatu lembaga tradisional yang bersifat sosio relegius yang amat berperan dalam mengharmoniskan setiap aktivitas manusia, baik dengan lingkungannya dan alam semesta, dengan sesama manusia dan dengan Sang Pencipta. Semua itu terangkai dalam konsep keharmonisan  ( Tri Hita Karana ). 


Khusus kabupaten Tabanan dan Bali umumnya mau tidak mau harus menjaga eksistensi atau kelestarian subak sebagai wahana menyukseskan pertanian dalam arti luas. Hendaknya pelestarian subak bukan hanya sebatas wacana, amat perlu ditingkatkan peran serta masyarakat. Kita mengakui pemerintah selama ini telah melakukan berbagai upaya dalam menjaga kelestarian demi keberlangsungan subak, namun kedepannya program pemberdayaan subak lebih menyentuh kebutuhan petani. Dengan ditetapkannya kawasan Jatiluwih menjadi bagian dari WBD (warisan budaya dunia) oleh Unesco, mestinya ada upaya konkrit mengambil kebijakan dalam menyamakan persepsi masyarakat terkait penetapan subak sebagai WBD. Pemda dan masyarakat nantinya sangat diharapkan dapat menghasilkan berbagai program nyata dalam mengajegkan warisan budaya dunia ini. Kita semua mesti menyadari tidaklah mudah menyandang suatu gelar setingkat WBD, kita harus berbuat misalnya, merubah pola pikir masyarakat terkait pelestarian air dan tanah subak. Alih fungsi lahan, merupakan tantangan bersama dalam menjaga kelestarian subak. Di tanah Bali, kita hendaknya kembali mempergunakan lembaga adat  dalam mengajak masyarakat sadar dan peduli terhadap pelestarian sumber daya air dan subak pada khususnya. (semoga )  

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini