Dibanding dengan keseluruhan luas negeri
Indonesia, Bali memanglah tidak ada artinya. Betapa tidak, hanya 0,29 persen
luas Indonesia itulah tanah Bali. Di tanah Bali tidak ada yang namanya sumber
daya alam, seperti minyak bumi, batu bara dan lainnya yang dapat di gali. Namun
warga tanah Bali mestinya bersyukur, tinggal di suatu pulau yang mungil,
cantik, masyarakatnya berbudaya tinggi (kata mereka yang ada di luar
sana), sawah dengan teraseringnya dan
yang lainnya, yang menyebabkan warga dunia semakin tiada jemu untuk meliriknya
sebagai salah satu pilihan daerah tujuan wisata utama.
Tak tersangkalkan memang, kemajuan pariwisata
pulalah hingga saat ini masih memberi kontribusi tertinggi dalam pembangunan
masyarakat di tanah Bali. Dengan
demikian tidak ada kata lain, kita mesti maju dengan senantiasa melestarikan budaya agar tetap
ajeg tegak dan kokoh. Pelestarian dan kemajuan Bali, mau tidak mau harus
didukung oleh SDM yang cerdas, berkarakter ,berkompentensi. Sumber daya manusia
Bali harus dapat memenangkan kompetisi tidak saja pada dirinya sendiri, tapi
yang jauh lebih penting memenangkan persaingan di tingkat regional, nasional,
maupun global. Orang Bali harus yakin dan percaya diri, berani tampil, kreatif,
ulet, kerja keras, hemat, dan cerdas mengambil berbagai peluang yang
muncul. Agar jangan jabatan-jabatan
strategis pada hotel-hotel di Bali selalu diduduki oleh tenaga di luar orang
Bali (apa lagi oleh orang luar negeri / amat ironis ). Tantangan nyata SDM
warga lokal, senantiasa lebih rendah dari warga luar Bali. Solusinya mesti kita
pikirkan bersama....
No comments:
Post a Comment