Rerainan dan odalan (Hindu)

Hindu adalah nama salah satu agama yang diakui di Nusantara ini, kalau kita menyebut atau mengingat kata Hindu tiada terpungkiri alam pikiran kita melayang ke budaya atau kebudayaan, karena apa?. Yang menyebabkan tiada lain., karena Hindu amat identik dengan kaya budaya, karena Hindu juga tanah Bali khususnya dan Indonesia umumnya jadi diketahui oleh para warga jagat dunia.

Umat Hindu, khususnya umat Hindu Bali mengenal adanya suatu ritual yang bernama upacara, dalam hal ini adalah upacara terhadap bangunan tempat pemujaan. Penyelenggaraan berguna sebagai penyucian dan memperingati berdiri atau disucikannya/ dipelaspas/makuh/distanakan salah satu manifestasi Tuhan di tempat tersebut. Tentang hari atau waktunya ditentukan oleh seseorang : pemilik/pemangku/sulinggih/yang dianggap tahu dan suci. Tentang sesajen/banten/ayaban yang digunakan amat tergantung pada : desa, kala, patra. Dalam hal inipun sesungguhnya dikenal dengan istilah rerainan, hanya saja sifatnya lebih mengkhusus yakni rerainan terhadap bangunan tersebut. Contohnya, rerainan di Pura Puseh, rerainan di sanggah, dsb. Dengan demikian dikenal juga istilah umum untuk menyebutkan waktu atau hari penyelenggaraannya yaitu : piodalan atau oton, misal : Piodalan Sanghyang Saraswati, piodalan jagat (Galungan), piodalan di pura puseh, piodalan merajan/sanggah, dsb. Jika dilihat dari arti kata, sesungguhnya “rerainan” dan “piodalan/oton” punya arti beda. Rerainan berasal dari kata rahina yang berarti hari atau terang. Kata rahina didwipurwakan jadilah rerahinan, yang berarti hari-hari yang terang atau baik untuk menghubungkan diri, memuja kebesaran Tuhan/Sanghyang Widhi. Piodalan berasal dari kata “wodal/medal” yang artinya lahir, luar. Odalan atau piodalan artinya perayaan, peringatan hari lahir atau hari jadi. Meskipun kata rerahinan dan odalan/piodalan, punya arti yang beda namun dalam hubungannya dengan penyelenggaraan upcara-upacara keagamaan punya pengertian yang sama. Hari yang dianggap baik untuk menghormati, menghubungkan diri kehadapan Tuhan/Ida Sanghyang Widhi dalam berbagai aspekNya.--