Saturday, December 15, 2012

Berita suka cita “ tabanan 1 menikah “



Tabanan, korandetikbali.com
 
Prosesi pernikahan Bupati Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, S.Sos dengan Bambang Aditya yang kini berganti nama Made Dwi Suputra berjalan lancar. Upacara pewiwahan yang di gelar Banjar Tegeh, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, diputput tiga sulinggih, pada Saniscara Pon Ugu Sabtu (15/12).
Sebelum sampai acara puncak yakni pawiwahan, Bambang Aditya telah menjalani upacara Sudi Wedani (proses masuk Hindu) pada Kamis, (13/12), macolongan (bayi Hindu berusia 42 hari) dan tiga bulanan hingga memakai nama bali I Made Dwi Suputra. Selanjutnya melakukan proses mapandes (potong gigi) pada Jumat (14/12), sampai pada pewiwahan, Sabtu, (15/12) hari ini.
Proses pewiwahannya dipuput 3 Sulinggih yakni yakni Ida Pandita Mpu Nabe Jaya Preteka Tenaya dari Geria Padangan Pupuan, Ida Pandita Mpu Jaya Tenaya Daksa dari Geria Kelod Uma, Kaba Kaba Kediri dan Ida Pandita Mpu Cahaya Putra dari Geria Lukluk, Mengwi, Badung.
Saat prosesi tersebut tampak ayah kandung Bupati Eka, N Adi Wiryatama dan istrinya termasuk kerabat mempelai pria setia mendampingi proses pernikahan tersebut. Kedua mempelai tampak sumringah menjalani proses pernikahan tersebut bahkan sesekali bercanda. “Ayo siapa yang mau beli dagangan saya, ayo, ayo,” ucap Bupati Eka saat proses medagang-dagangan. Begitu juga saat calon suaminya menusukkan keris pada anyaman daun kelapa Bupati Eka langsung bilang.“Kok nusuknya naik turun, ya,” ucap Bupati Eka yang membuat orang yang menyaksikan upacara tersebut tertawa.
Prosesi pewiwahan seperti matanjung sambuk, dan madagang-dagangan, nyakan dan matuakan semua dijalani dengan suka cita. Selanjutnya dilanjutkan dengan mepeed lanjut ngatur uning (memberitahukan kepada leluhur) yang berstana di sanggah gede bahwa ada tambahan anggota keluarga yang baru. setelah ngatur uning di sanggah gede, barulah kedua mempelai natab banten pawiwahan di balai delod.
Penasehat Karya I Wayan Tontra yang juga Ketua MUDP Kabupaten Tabanan, mengatakan bahwa upacara pewiwahan dimulai dengan upacara mekala-kalaan, mesakapan, mejaya-jaya, memohon restu kepada tuhan di mrajan dajo dan mrajan delod hingga natab banten pawiwahan di bale delod. “Selain itu juga ada prosesi mepeed ke pempatan agung mamahuning dewasa dan persaksian kepada betara catus pata dan masyarakat umum,” jelas Tontra.  Sumber  >  http://korandetikbali.com


No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini