Tuesday, November 6, 2012

Prabu Dasaratha “ Sang Panutan “

“ Gunamanta Sang Dasaratha, Wruh Sira ring weda  bahkti ring Dewa, Tar malupeng pitra puja, Masih ta sireng swagotra kabeh ”


Dari bait kekawin tersebut dapatlah kiranya dimengerti kenapa raja Dasaratha termasyur di seluruh dunia. Itu tidak lain karena, beliau adalah tokoh panutan di segala zaman, beliau ahli Weda (kitab suci agama Hindu), beliau  adalah pemuja Tuhan yang taat, juga tidak pernah lupa memuja leluhurnya, serta amat dikasihi oleh keluarga dan rakyatnya.

Dalam agama Hindu ada disebutkan bahwa kita memiliki hutang kepada leluhur yang disebut Pitra Rna. Hutang tersebut kemudian dibayar dengan pitra yadnya dalam arti sempit pitra yadnya sering disamakan dengan ngaben (termasuk memukurnya) atau upacara yang berkenan dengan kematian. Namun dalam arti yang luas ada orang mengatakan setiap memuja roh leluhur disebut pitra yadnya. Untuk mengenal leluhur itu berbagai sumber dicari seperti : babad, sejarah, pamancangah, prekempa, prasasti, bhisama, dsb. Ada tanya : Untuk apa mencari leluhur? Untuk apa memuja leluhur ? Beliau kan sudah meninggal, apa masih perlu dipuja?. Konsep agama Hindu selain memuja Tuhan, juga memuliakan dan memuja leluhurnya agar dapat menyatu dengan parama atma, yakni Tuhan itu sendiri. Kita berasal dari Tuhan agar kembali juga ke Tuhan. Berdasarkan konsep inilah kita sebaiknya mengenal dengan baik siapa leluhur kita. Dengan mengenal leluhur baik nama maupun riwayat hidupnya, jika perlu wajahnyapun dibayangkan saat memuja. Dalam konsep spiritual menurut agama Hindu manusia itu terdiri dari badan kasar (stula sarira) dan badan halus (suksma sarira) atau sering disebut sebagai atma atau jiwa. Menurut kepercayaan lain disebut sebagai roh, apapun namanya yang penting ada energi yang asalnya dari energi utama yang maha damai dan akan kembali keasalnya yang damai pula. Inilah sebenarnya arti dari “Om shanti, shanti, shanti Om” itu.
 

No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini