Tuesday, November 6, 2012

Kasihan “ Si Jalak Bali”



 TRIBUNJATIM.COM,DENPASAR - Populasi Jalak Bali di alam bebas dalam beberapa tahun terakhir terus menurun. Tak hanya faktor predator, berkurangnya populasi jalak Bali di habitat asli juga akibat pencurian yang semakin marak.

Kepala Seksi Konservasi Wilayah II BKSDA Bali, Ketut Catur Marbawa mengungkap fakta bahwa Jalak Bali yang semakin langka otomatis meningkatkan harga jual.

"Banyak pencurian karena harganya tinggi. Sepasang Jalak Bali kini mencapai Rp 17 juta," ujar Catur usai melepasliarkan Jalak Bali di Green School, Sibang Kaja, Badung, Bali, Senin (5/11/2012).

Pencurian paling banyak terjadi di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Tak hanya Jalak Bali yang dilepasliarkan, tempat penangkaran pun tak luput dari pencurian.

"Kita pernah melepas 150 ekor tapi sekarang tinggal 10 ekor. Di Nusa Penida mulai diketemukan jerat-jerat burung Jalak Bali," beber Catur.

Berbagai upaya dilakukan oleh BKSDA beserta instansi terkait untuk melindungi Jalak Bali dari kepunahan, salah satunya memperbolehkan penangkaran komersial.

"Boleh komersil, tapi yang dijualbelikan adalah kategori F2, turunan kedua atau cucunya," jelas Catur.

Dari data terakhir yang dimiliki BKSDA dan Begawan Foundation, jumlah populasi Jalak Bali di habitat asli maupun disejumlah penangkaran tinggal tersisa sekitar 300 sampai 400 ekor.




No comments:

Post a Comment

Baca juga yang ini